Kekeringan Meluas di Lumajang, Ribuan Warga Kehilangan Akses Air Bersih

Ilustrasi distribusi air bersih pada masyarakat
Sumber :
  • Dok. BPBD Lumajang/ VIVA Banyuwangi

Lumajang, VIVA BanyuwangiKekeringan yang melanda Kabupaten Lumajang semakin mengkhawatirkan. Sebanyak 20.520 jiwa atau 5.898 kepala keluarga di 17 desa yang tersebar di 7 kecamatan kini kesulitan mendapatkan akses air bersih.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan asesmen dan menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah-wilayah yang terdampak.

"Kami sudah mendistribusikan air bersih menggunakan tangki-tangki ke berbagai titik yang membutuhkan.

Namun, kebutuhan akan air bersih terus meningkat seiring dengan semakin panjangnya musim kemarau," ujar Patria.

Wilayah yang Terkena Dampak Krisis Air Bersih

1. Kecamatan Tempeh, 1 Desa

2. Kecamatan Ranuyoso, 2 Desa

3. Kecamatan Kedung Jajang, 2 Desa

4. Kecamatan Padang, 2 Desa

5. Kecamatan Lumajang, 2 Desa

6. Kecamatan Klakah, 3 Desa

7. Kecamatan Gucialit, 5 Desa

Sedangkan Desa Pulo, mengalami krisis air bersih akibat sumur dan sumber mata air warga terkena dampak banjir Gunung Semeru.

Kekurangan air bersih tidak hanya berdampak pada kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan mandi, tetapi juga mengganggu aktivitas pertanian dan peternakan.

"Kami sangat kesulitan mencari air untuk kebutuhan sehari-hari. Sumur kami sudah kering sejak beberapa minggu lalu," ungkap Supriyanto, seorang warga Desa Pulo yang terdampak kekeringan.

Upaya Mitigasi

Pemerintah Kabupaten Lumajang telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah kekeringan ini, di antaranya adalah:

- Pendistribusian air bersih: Secara rutin dilakukan droping air bersih ke desa-desa yang terdampak.

- Sosialisasi hemat air: Masyarakat diimbau untuk menghemat penggunaan air dan mencari sumber air alternatif.

Kekeringan Belum Akan Berlalu

Ancaman Kekeringan Berkepanjangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi kekeringan di Jawa Timur, termasuk Lumajang, akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat setempat.

Untuk mengatasi masalah kekeringan secara jangka panjang, diperlukan upaya yang lebih komprehensif, seperti pembangunan infrastruktur penampungan air hujan, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menghemat air.