Krisis Guru di Lumajang: Ribuan Siswa Terancam Kekurangan Pengajar!

Ilustrasi: Krisis guru, dunia pendidikan terancam
Sumber :
  • Dok. Antara/ VIVA Banyuwangi

Lumajang, VIVA Banyuwangi –Lumajang sedang bergulat dengan masalah serius di sektor pendidikan.

Kabupaten yang terletak di Jawa Timur ini mengalami kekurangan guru yang cukup parah, mencapai 1.462 orang. Angka ini mencakup kebutuhan guru di tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).

"Ini adalah masalah yang sangat mendesak," ungkap Yusuf Ageng Pangestu, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang.

Meskipun sudah dilakukan pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), kekurangan guru masih sangat terasa.

Beban Ganda Menimpa Guru

Akibat kekurangan guru, beban kerja para pendidik menjadi sangat berat.

Banyak guru yang harus mengajar beberapa mata pelajaran sekaligus, bahkan di sekolah yang berbeda.

Hal ini tentu saja dapat mengurangi kualitas pembelajaran yang diterima siswa.

"Guru-guru kita sudah bekerja sangat keras, namun jumlah mereka yang terbatas membuat mereka harus merangkap tugas," tambah Yusuf.

Pemerintah Daerah Terkendala

Pemerintah Kabupaten Lumajang sebenarnya ingin segera mengatasi masalah ini, namun terkendala oleh sejumlah peraturan.

Seperti larangan untuk mengangkat pegawai kontrak baru.

"Kita tidak bisa serta-merta merekrut guru honorer baru," jelas Yusuf.

Meskipun ada banyak guru honorer yang sudah bekerja, status mereka yang tidak tetap membuat kita kesulitan dalam hal anggaran.

Solusi Sementara: Merger Sekolah

Sebagai solusi sementara, pemerintah daerah berencana untuk menggabungkan beberapa sekolah yang jumlah siswanya sedikit.

Dengan demikian, jumlah guru yang tersedia dapat lebih optimal.

"Kami akan melakukan pemetaan terhadap sekolah-sekolah yang memiliki jumlah siswa di bawah rata-rata," ujar Yusuf.

Sekolah-sekolah ini kemudian akan digabung dengan sekolah lain yang lebih besar.

Dampak Terhadap Kualitas Pendidikan

Kekurangan guru di Lumajang tentu saja berdampak besar terhadap kualitas pendidikan.

Siswa tidak mendapatkan pengajaran yang optimal, dan hal ini dapat menghambat perkembangan mereka.

"Anak-anak kita adalah aset bangsa. Mereka berhak mendapatkan pendidikan yang layak," tegas Yusuf.

Pemkab Lumajang kini terus berupaya segera mencari solusi untuk mengatasi masalah kekurangan guru ini.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak.

Pemerintah pusat perlu memberikan dukungan yang lebih besar kepada daerah, misalnya dengan memberikan izin untuk mengangkat guru honorer atau mempercepat proses rekrutmen PPPK.

Selain itu, masyarakat juga perlu turut berperan aktif dalam mendukung pendidikan.

Orang tua dapat memberikan motivasi kepada anak-anak mereka untuk tetap semangat belajar, meskipun kondisi sekolah kurang ideal.