Polisi Akan Panggil Pelaku Bullying di SMAN 4 Pasuruan
- Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi
Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Kasus perundungan (bullying) yang dialami oleh seorang siswa kelas 11 di SMAN 4 Kota Pasuruan, Jawa Timur, kini mendapat perhatian serius dari pihak berwenang.
Setelah laporan dari keluarga korban diterima, kepolisian setempat langsung bergerak untuk menyelidiki kasus yang telah menyebabkan korban mengalami depresi berat hingga harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, Kabupaten Malang.
Latar Belakang Kasus
Perundungan yang dialami oleh korban, N.S., diduga telah berlangsung selama beberapa waktu sebelum mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus lalu, tepat setelah upacara peringatan Hari Kemerdekaan.
Peristiwa ini bukan hanya sekadar perundungan verbal, tetapi juga mencakup tindakan kekerasan fisik yang membuat korban mengalami tekanan mental yang sangat serius.
Kakak korban, Faris Rohman Maulana, melaporkan kepada pihak kepolisian bahwa adiknya telah menjadi target bullying oleh sejumlah teman sekolahnya.
"Kondisi mental N.S. semakin memburuk hingga akhirnya ia harus dilarikan ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan intensif," ujarnya.
Langkah Hukum yang Ditempuh
Merespons laporan yang diajukan oleh keluarga korban, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pasuruan Kota segera melakukan penyelidikan mendalam.
Pihak kepolisian telah mengidentifikasi sekitar 15 siswa yang diduga terlibat dalam perundungan terhadap N.S.
Para pelaku ini akan dipanggil untuk dimintai keterangan guna mengungkap lebih lanjut motif dan kronologi .
"Kami tidak akan tinggal diam. Penyidikan akan terus berjalan hingga seluruh pelaku yang terlibat dalam kasus ini dapat diadili sesuai hukum yang berlaku," tutur Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Davis Busin Siswara.
Dampak Psikologis dan Sosial
Kasus ini tidak hanya mengguncang keluarga korban, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, khususnya para orang tua yang memiliki anak usia sekolah.
Perundungan di lingkungan sekolah, yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar dan berkembang, menjadi ancaman nyata bagi kesehatan mental dan fisik siswa.