Di Desa Banyuwangi ada Rumah Produksi Furnitur dari Limbah Plastik Berkualitas Ekspor
- Dok. Pemkab Banyuwangi/ VIVA Banyuwangi
"Sebelumnya saya bekerja di industri furnitur teraso sambil belajar. Setelah punya ilmunya, saya coba membuka usaha kecil-kecilan di Bali. Saya juga tetap bekerja di tempat lain sambil mengumpulkan modal," kata dia.
Sejak tahun 2020, Soleh mulai memindahkan rumah produksinya di Banyuwangi, tepatnya Desa Genteng Wetan yang merupakan tanah kelahirannya. Sementara outlet penjualan yang utama tetap di Bali.
Awalnya, Soleh hanya memproduksi pot dan bathtub dari teraso. Kemudian terpikir untuk mulai memanfaatkan limbah botol plastik pengganti bahan teraso. Lalu dia mulai mencoba memanfaatkan plastik untuk membuat rak, pot, set meja kursi.
Selain memasok wilayah Bali, produk Soleh juga diminati pasar luar negeri. Seperti Australia dan beberapa negara di Eropa.
"Kalau produk dari daur ulang limbah plastik memang masih sekitar satu tahunan. Tapi mendapat respon yang baik dari konsumen. Alhamdulillah sampai saat ini produk kami masih diminati pasar. Penjualan juga terus meningkat," urainya.
"Awalnya hanya punya satu orang pekerja, saat ini saya dibantu 20 orang pekerja untuk mengejar produksi," imbuhnya.
Dari usahanya tersebut, Soleh mengaku bisa mendapat omset hingga puluhan juta per bulan.