Bullying di SMKN Wongsorejo Berakhir, ini Keputusan Pihak Sekolah
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Kasus bullying yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Wongsorejo happy ending (berakhir bahagia).
Korban dan pelaku berhasil dimediasi pihak sekolah dan saling memaafkan.
Bertempat di ruang Guru Bimbingan Konseling (BK) SMKN Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur proses mediasi dilakukan. Senin, 30 September 2024.
Korban bullying bersama keluarganya dan terduga pelaku bersama keluarganya berhasil dipertemukan pihak sekolah.
Pertemuan kedua belah pihak guna meluruskan kesalahpahaman antar kedua siswi hingga viral dalam sepekan terakhir.
"Memang hari ini agendanya mempertemukan mereka. Alhamdulillah bisa terlaksana," ujar Kepala SMKN Wongsorejo, Sehani Asriminingsih.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menyampaikan kronologisnya terkait peristiwa bullying dengan versinya masing-masing.
"Tapi secara umum semua berlangsung kondusif. Semua pihak sudah lega dan plong setelah menyampaikan unek-uneknya," tutur Kepala SMKN di ruang pertemuan.
Bahkan dalam mediasi yang berlangsung selama hampir 3 jam tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan.
"Mereka berpelukan erat dan sampai ada yang terharu. Semuanya berpelukan," kata Sehani Asriminingsih pada Banyuwangi.viva.co.id.
Pada pertemuan yang dihadiri kedua wali masing-masing sepakat menganggap masalah tersebut selesai dan tidak perlu diperpanjang.
"Sudah tugas kami untuk memberikan bimbingan tentang prilaku yang baik. Semoga ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak," jelas Sehani didamping sejumlah guru.
Berdasarkan hasil mediasi, L alias M masih akan diberikan kesempatan untuk belajar di SMKN Wongsorejo dengan sejumlah catatan penting.
Namun jika pihak keluarga L alias M berniat memindahkan ke sekolah lain, pihak SMKN Wongsorejo akan memberikan bantuan.
"Point utamanya adalah tetap sekolah, itu yang harus tetap disepakati. Di sini atau di sekolah lain, tidak apa-apa," tandas Kepsek Sehani.
Pada peristiwa dugaan bullying tersebut, 1 orang anak dilaporkan mengalami trauma hingga memutuskan tidak sekolah dalam 2 minggu terakhir.
Sementara terduga pelaku bullying L alias M dengan tegas membantah tudingan tersebut dan menganggap itu akibat adu domba..