Begini Cerita Sopir Logistik Terjebak Macet dan Antrean Panjang ASDP Ketapang

Antrean kendaraan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi
Sumber :
  • Moh. Hasbi / VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi - Sopir kendaraan Logistik terjebak kemacetan hingga berjam - jam di kawasan pelabuhan Penyebrangan Asdp Ketapang Banyuwangi - Gilimanuk Bali. Kemacetan mulai 6 hari lalu hari Minggu 2-7 Juli 2023 hingga. Akibatnya para sopir muatan logistik merugi.

Seperti yang dialami Heri Sugihartono warga Desa Bunder, Kecamatan Kabat Sopir pikap yang mengangkut Sayuran asal Banyuwangi mengatakan, sejak dirinya terjebak macet harus menunggu lama antrian masuk ke Kapal. 

"Sejak diberlakukannya aturan penyeberangan tidak seperti sebelumnya, sehingga rugi waktu, telat pasar, kapal antriannya panjang," kata Heri Sugihartono.

Sejak diberlakukannya sistem penyebrangan bertepatan pada Juli terdapat tanggal merah seperti peringatan Idul Adha dan libur panjang. Yang mana kesempatan digunakan masyarakat liburan bareng keluarga.

Nampak terlihat kendaraan yang akan menyebrang ke Gilimanuk Bali menumpuk menunggu antrian, sehingga banyak kendaraan mulai dari kendaraan pribadi dua roda maupun roda empat menunggu antrian.

Lanjut Heri, bahwa dirinya bersama dengan teman yang lainnya hampir setiap hari, dengan begitu merasa rugi waktu.

"Untuk mengantri berjam-jam di parkir, dan dua hari ini saya terjebak macet perjalanan dari rumahnya," imbuhnya.

Kalau untuk kerugian karena telat sampai di tujuan harga sayur anjlok, meskipun untuk ongkos perjalanan tidak berdampak.

"Dengan telatnya masuk kapal ini, biasanya dari area parkir masuk kapal sampai di Gilimanuk hanya 2 Jam," ungkapnya.

Dirinya mengaku tidak langsung pulang ke rumah atau ke gudang tempat ambil sayur, dia berhenti di Pom bensin dan menunggu kiriman Sayur dari Gudang.

"Berharap pemerintah hadir melihat kondisi saat ini, sehingga dengan kejadian seperti ini mampu memberikan solusi, agar kami tidak merugi. Karena dalam sehari muatan sayur jika di rupiahkan sampai 30 juta lebih," pungkasnya.