Operasi Katarak Warga Desa Bajulmati Gagal, Rumah Sakit Yasmin Angkat Bicara

Manager Marketing Rumah Sakit Yasmin, Agus Riyanto
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Kegagalan operasi katarak yang dialami warga Desa Bajulmati, mendapatkan tanggapan dari pihak Rumah Sakit Yasmin, Kota Banyuwangi. Pihak rumah sakit mengaku telah memberikan penjelasan secara detai pada keluarga pasien sebelum dan sesudah operasi tersebut dilakukan.

“Sudah dijelaskan dengan sangat detail pada keluarga dan pasien. Operasi untuk mata, itu bukan dibius total. Biusnya hanya tetes, jadi akan terasa. Jadi memang semuanya seperti itu,” ujar Manager Medis Rumah Sakit Yasmin, dr Handri Irawan.

Tindakan bius total baru akan diberlakukan pada pasien yang mengalami trauma berat layaknya korban kecelakaan.

“Untuk katarak ya memang bius lokal dan sudah dijelaskan. SOP (Standart Operation Prosedur) memang demikian untuk operasi katarak,” tutur dr Handri Irawan.

Penjelasan Sudah Diberikan Pada Pasien dan Keluarga

Sebelum pelaksanaan operasi, pihak rumah sakit Yasmin meminta persetujuan pihak keluarga terlebih dahulu.

Dengan penandatangan surat persetujuan tersebut, berarti segala hal terkait pelaksanaan operasi katarak telah disampaikan dan dipahami.

“Kadang pasien tidak dong dan tidak paham, itu ya wajar-wajar saja. Ke depan seperti apa, operasinya seperti apa, itu sudah dijelaskan semua. SOP-nya memang demikian itu,” kata Manager Medis Rumah Sakit Yasmin.

Setelah dilakukan penandatanganan dokumen oleh pihak keluarga, tahapan pemeriksaan awal terhadap pasien baru dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Yasmin.

RS Yasmin: Pasien Bergerak Tiba-tiba, Mengejan

Pada hari H operasi ternyata kejadian tidak terduga terjadi, pasien tiba-tiba mengejan saat pelaksanaan operasi.

“Dan gerakan yang mendadak itu, sampeyan kiro-kiro sendirilah (Anda perkirakan sendiri sajalah). Mata ini ukurannya seperti ini ukurannya seperti apa?,” ungkap dr Handri Irawan. Rabu, 23 Oktober 2024.

Akibat gerakan tiba-tiba dari pasien tersebut, lensa mata yang buram akibat katarak yang telah diangkat tersebut terjatuh dan masuk ke organ mata yang lebih dalam.

Gerakan mengejan tersebut, seharusnya tidak dilakukan oleh pasien dengan cara tetap berada pada posisi yang seharusnya dan tidak melakukan gerakan secara tiba-tiba.

SOP Sudah Dilakukan Secara Benar

Dalam pelaksanaan operasi katarak, gerakan tiba-tiba mengejan tersebut acap kali terjadi kendati dalam jumlah yang kecil.

“Kita tidak menyalahkan siapa-siapa. Yang namanya tindakan itu, kalau njenengan jadi dokter yang namanya orang kaget itu ya wajar,” jelas dr Handri Irawan pada Banyuwangi.viva.co.id.

Lensa mata sendiri berupa benda yang sekilas mirip agar-agar jelly. Dalam pelaksanaan operasi katarak, lensa mata yang keruh tersebut diambil dan diganti dengan yang baru.

Peristiwa yang dialami adalah jatuhnya lensa mata yang buram tersebut kebagian mata yang lebih dalam akibat pasien mengajan saat lensa mata diangkat dari posisinya.

RS Yasmin Berikan Surat Rujukan

Pasca peristiwa tersebut, pihak Rumah Sakit Yasmin langsung melakukan langkah cepat dengan memberikan pasien rujukan ke Rumah Sakit mata Undakan di Kota Surabaya yang memiliki fasilitas lebih lengkap.

Bahkan pihak Rumah Sakit Yasmin juga siap memberikan pelayanan penuh pada pasien jika masih mengalami keluhan sambil menunggu jadwal operasi lanjutan.

Saat pemeriksaan tersebut, pihak Rumah Sakit Yasmin juga akan memberikan penjelasan kembali pada pihak keluarga terkait kronologis lengkap peristiwa yang dialami pasien.

Pasien sendiri merupakan warga Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang kini harus tidak bisa beraktifitas normal.

Lansia usia 75 tersebut kini hanya bisa berbaring diatas tempat tidur karena gangguan pada penglihatan pasca operasi katarak yang gagal semakin parah.