LPG 3 Kg Langka, Ini Penjelasan Pertamina
- Fitri Anggiawati/VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Kelangkaan Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram di Banyuwangi selama sebulan terakhir masih terus terjadi, bahkan dalam beberapa hari terakhir LPG isi ulang kian sulit didapat.
Menanggapi hal tersebut, Sales Branch Manager Pertamina Banyuwangi Denny Nugrahanto menerangkan bahwa tidak ada pengurangan jumlah tabung yang disalurkan jika dibandingkan tahun lalu.
"Tahun lalu jika dirata-rata, kita menyalurkan sekitar 52 ribu tabung perhari. Di tahun lalu dengan tahun ini sebenarnya sama, tidak ada perubahan," katanya.
Namun demikian, menindaklanjuti keluhan masyarakat, Pertamina Banyuwangi disebutnya melakukan upaya sampling dan pengecekan.
Hasilnya, ditemukan beberapa kondisi yang diduga menjadi pemicu meningkatnya permintaan masyarakat yang berimbas pada kelangkaan LPG di pasaran.
Perbedaan yang paling utama adalah perbandingan kondisi masyarakat selama dua tahun terakhir, di mana pada tahun 2022 masih berlangsung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi Covid-19.
"Semenjak awal tahun ini (2023), sekitar triwulan pertama atau triwulan kedua itu PPKM dilepas, ini yang mungkin mengakibatkan permintaan jadi naik," jelasnya.
Terlebih, saat ini LPG 3 kilogram disebutnya masih belum tepat sasaran karena saat inspeksi mendadak yang digelar beberapa waktu lalu ditemukan penyaluran gas melon kepada pihak yang tak semestinya.
Di antaranya adalah LPG yang seharusnya ditujukan untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan digunakan rakyat miskin justru banyak dipakai oleh usaha besar seperti rumah makan yang memiliki omset penghasilan tak sedikit.
"Harapan kami supaya bisa lebih dipertegas lagi," tuturnya.
Sementara terkait permintaan penambahan kuota yang pernah disampaikan Pemerintah Banyuwangi, Denny mengatakan telah ada komunikasi.
"Kalau penambahan untuk permintaan operasi pasar mungkin kami bisa. Hanya untuk penambahan kuota yang menentukan dari pusat (Ditjen) migas," katanya.
Denny menyebut pihaknya juga kini menunggu, karena terkait penambahan kuota merupakan wewenang Ditjen Migas dan Pertamina Banyuwangi hanya menyalurkan sesuai kuota dari pemerintah pusat yang telah disepakati di awal tahun.
Seperti diberitakan, masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan LPG 3 kilogram, seperti yang dialami salah satu pelaku UMKM yang merupakan pedagang makanan ayam betutu, Ismail.
Usaha warga Kelurahan Penganjuran, Kecamatan Banyuwangi tersebut bahkan harus tutup untuk sementara waktu akibat langkanya LPG.
Ismail mengaku lebih dari 2 minggu tak mendapatkan LPG karena di setiap toko yang didatangi selalu dalam keadaan stok kosong.