Begini Cara Pembuatan Tahu di Pabrik Tahu Tradisional Milik Hadi Subroto Warung Ndeso
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Kuliner, VIVA Banyuwangi –Di Banyuwangi, tepatnya di Dusun Karanganyar, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, terdapat sebuah usaha pembuatan tahu yang telah dikenal luas.
Hadi Subroto, pemilik warung ndeso, telah lama menjaga tradisi pembuatan tahu dengan metode yang masih mempertahankan cara tradisional.
Proses ini dimulai dari pemilihan kedelai berkualitas hingga menghasilkan produk tahu yang memiliki cita rasa khas dan dikenal di masyarakat.
Tidak hanya itu, ampas kedelai juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sehingga tidak ada bahan yang terbuang sia-sia.
Pemilihan Kedelai Berkualitas: Langkah Awal yang Krusial
Langkah pertama dalam proses ini adalah pemilihan kedelai terbaik. Menurut Hadi Subroto, kualitas kedelai sangat mempengaruhi hasil akhir dari tahu yang dihasilkan.
“Kedelai yang baik itu kunci utama dalam membuat tahu berkualitas. Kalau kedelainya buruk, tahu yang dihasilkan juga tidak maksimal,” ungkapnya.
Kedelai-kedelai pilihan ini ditimbang dengan teliti, lalu dibersihkan untuk memastikan tidak ada kotoran atau biji yang rusak.
Setelah kedelai dibersihkan, langkah berikutnya adalah merendamnya dalam air selama sekitar tiga jam.
Proses perendaman ini bertujuan untuk melembutkan kedelai agar lebih mudah diolah.
Perendaman juga membantu menghilangkan lapisan luar kedelai, sehingga menghasilkan tekstur tahu yang lebih lembut.
Pengolahan Kedelai Menjadi Bubur dan Perebusan
Setelah direndam, kedelai kemudian dihaluskan hingga menjadi bubur. Proses penghalusan ini dilakukan dengan cara manual atau menggunakan mesin, tergantung pada kapasitas produksi.
Bubur kedelai ini kemudian direbus hingga mendidih dan benar-benar matang.
Perebusan yang sempurna sangat penting untuk menghasilkan tahu yang baik, karena ini mempengaruhi tekstur dan rasa sari pati yang nantinya akan dipisahkan.
“Rebusan bubur kedelai ini harus benar-benar matang agar nanti saat penyaringan, sari patinya keluar sempurna,” kata Hadi Subroto.
Setelah mendidih, bubur kedelai disaring untuk memisahkan sari pati dari ampasnya.
Sari Pati Kedelai: Bahan Utama Pembentukan Tahu
Sari pati yang dihasilkan dari penyaringan inilah yang menjadi bahan utama pembuatan tahu.
Pada tahap ini, ditambahkan cuka makanan khusus yang berfungsi sebagai pengental, sehingga sari pati mengental dan bisa dibentuk.
Proses penambahan cuka ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak berlebihan, karena bisa mempengaruhi rasa tahu.
Setelah sari pati mengental, bahan ini kemudian dipres menjadi balok-balok tahu.
Proses pengepresan dilakukan dengan alat sederhana, biasanya menggunakan kain dan pemberat untuk menghilangkan kelebihan air dari tahu.
“Kalau proses pengepresannya tidak sempurna, tahu bisa terlalu lembek atau terlalu berair,” jelas Hadi Subroto.
Setelah dipres, tahu ini kemudian diiris menjadi potongan-potongan kecil berbentuk kotak, siap untuk dipasarkan atau diolah lebih lanjut menjadi mendol.
Ampas Kedelai: Pakan Ternak yang Bernutrisi
Selain sari pati yang digunakan untuk membuat tahu, ampas kedelai yang tersisa dari proses penyaringan tidak dibuang begitu saja.
Ampas ini justru banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak, terutama untuk sapi dan kambing.
Kandungan nutrisi dalam ampas kedelai membuatnya sangat cocok sebagai bahan pakan ternak.
Di wilayah sekitar Wongsorejo, banyak peternak yang memanfaatkan ampas ini untuk meningkatkan kualitas gizi ternak mereka.
Hadi Subroto menambahkan, “Ampas kedelai ini sebenarnya masih mengandung nutrisi yang bagus untuk ternak. Jadi selain menghasilkan tahu, kami juga bisa membantu para peternak mendapatkan pakan berkualitas.”
Pasar dan Peluang Usaha Tahu di Banyuwangi
Produk tahu dari Hadi Subroto ini dipasarkan di sekitar Banyuwangi dan beberapa wilayah Jawa Timur.
Kualitas produknya yang terjaga membuatnya memiliki banyak pelanggan tetap.
Selain itu, dengan semakin berkembangnya tren kuliner lokal, peluang usaha tahu tradisional seperti ini semakin menjanjikan.
Banyak wisatawan yang tertarik untuk mencoba tahu sebagai oleh-oleh khas Banyuwangi.
Banyuwangi, yang dikenal dengan kekayaan kulinernya, memberikan ruang bagi pelaku usaha kecil seperti Hadi Subroto untuk terus berkembang.
Beragam Olahan Kudapan Berbahan Tahu
Proses pembuatan yang tradisional dan cita rasa yang autentik menjadi daya tarik utama bagi pelanggan, baik lokal maupun wisatawan.
Proses pembuatan tahu di Dusun Karanganyar, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, yang dilakukan oleh Hadi Subroto, tidak hanya mempertahankan metode tradisional tetapi juga memaksimalkan pemanfaatan semua bagian kedelai.
Dari pemilihan kedelai berkualitas hingga ampasnya yang digunakan sebagai pakan ternak, setiap langkah dilakukan dengan teliti.
Produk tahu dan mendol yang dihasilkan mencerminkan cita rasa khas yang disukai banyak orang.
Peluang usaha ini semakin besar seiring dengan meningkatnya minat terhadap produk kuliner tradisional, terutama di wilayah Banyuwangi yang kaya akan keanekaragaman kuliner.
Dengan menjaga kualitas dan keaslian proses, usaha ini memiliki prospek cerah di masa depan.