Taman Ya'ahowu: Dari Puing Gempa Menjadi Ikon Wisata Gunungsitoli
- wisato id
Wisata, VIVA Banyuwangi –Kota Gunungsitoli, yang terletak di Pulau Nias, Sumatera Utara, memiliki destinasi wisata populer yang mengajak pengunjung menyelami budaya, alam, dan sejarah di satu lokasi—Taman Ya’ahowu. Taman ini tidak hanya berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yang menyejukkan, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya yang kaya akan makna sejarah. Sebagai ikon baru Kota Gunungsitoli, Taman Ya'ahowu menjadi kebanggaan masyarakat Nias sekaligus daya tarik wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat kekayaan budaya Nias.
Sejarah Pembangunan Taman Ya’ahowu
Taman Ya'ahowu dibangun dengan tujuan utama menyediakan tempat rekreasi yang nyaman bagi warga lokal sekaligus sebagai simbol selamat datang bagi wisatawan yang datang ke Kota Gunungsitoli. Dalam bahasa Nias, “Ya'ahowu” adalah sapaan hangat yang berarti “Salam Sejahtera,” menunjukkan keramahan masyarakat Nias dalam menyambut para tamu.
Proyek pembangunan Taman Ya'ahowu mulai digarap sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk memperbaiki dan mempercantik wajah kota. Selain itu, keberadaan taman ini didorong oleh harapan agar kota ini memiliki ruang terbuka hijau yang dapat menjadi pusat kegiatan komunitas, tempat berolahraga, hingga panggung pertunjukan budaya. Kini, taman ini tidak hanya menjadi landmark, tetapi juga simbol bagi kebangkitan pariwisata di Nias.
Keunikan Taman Ya’ahowu: Memadukan Budaya dan Alam
Taman Ya’ahowu memiliki desain yang memadukan elemen budaya tradisional Nias dengan suasana modern. Begitu memasuki kawasan taman, pengunjung akan disambut dengan berbagai ornamen khas Nias, seperti patung-patung yang menggambarkan karakter masyarakat lokal serta arsitektur yang merepresentasikan kebudayaan Nias. Keunikan ini, menurut warga setempat, menjadi daya tarik tersendiri karena taman ini mampu menghidupkan suasana etnik Nias dalam nuansa kekinian.
Salah satu area yang paling menarik di taman ini adalah panggung utama yang sering dijadikan tempat untuk pagelaran seni dan budaya. Panggung ini terbuka untuk berbagai acara, mulai dari pertunjukan tari tradisional, musik, hingga perayaan hari-hari besar keagamaan dan nasional. “Kami bangga bisa menampilkan seni budaya kami di hadapan pengunjung,” ujar Arif, seorang seniman lokal yang kerap tampil di sana.