Mengenal Teori Ekokritik: Cara Sastra Menggambarkan Hubungan Manusia dan Alam
- https://www.pexels.com/photo/person-holding-green-grains-1230157/
Sastra, VIVA Banyuwangi –Pernahkah kamu membaca cerpen, puisi, atau novel yang menggambarkan keindahan alam atau bencana lingkungan? Ternyata, hubungan antara manusia dan alam dalam karya sastra bisa dipelajari melalui teori ekokritik.
Teori ini membantu kita memahami bagaimana sastra tidak hanya menceritakan kisah manusia, tetapi juga mengajak pembaca lebih peduli pada lingkungan. Yuk, kenali lebih dalam tentang teori ekokritik dan bagaimana teori ini membuat alam menjadi bagian penting dalam cerita!
Dalam dunia sastra, alam ternyata bukan sekadar latar tempat yang mendukung cerita. Melalui teori ekokritik, kita bisa memahami bagaimana hubungan antara manusia dan lingkungan hidup dikisahkan dan dikritisi dalam karya sastra.
Teori ini hadir sebagai jembatan antara sastra dan ilmu lingkungan untuk melihat lebih dalam bagaimana manusia berinteraksi dengan alam, sekaligus mencari solusi atas permasalahan lingkungan yang kita hadapi saat ini.
Secara resmi, teori ekokritik mulai dikenal luas lewat dua buku penting yang terbit pada pertengahan tahun 1990-an, yaitu The Ecocriticism Reader yang disusun oleh Cheryll Glotfelty dan Harold Fromm, serta The Environmental Imagination karya Lawrence Buell. Kedua buku ini menjadi pondasi kuat dalam perkembangan kajian ekokritik di dunia sastra.
Inti dari teori ekokritik adalah meneliti bagaimana hubungan antara manusia dan alam tergambar dalam karya sastra. Lewat teori ini, kita bisa memahami cara penulis mengangkat isu-isu lingkungan, sikap budaya terhadap alam, serta bagaimana masalah-masalah ekologi disampaikan lewat cerita.
Salah satu tujuan utama dalam ekokritik adalah mempelajari bagaimana individu maupun masyarakat bersikap dan merespon lingkungan di sekitar mereka, baik dalam kehidupan nyata maupun dalam cerita fiksi.
