Marie Curie: Sang Perintis Radioaktivitas, Menembus Batas Gender dan Ilmu Pengetahuan
- peakpx
Sejarah, Banyuwangi –Marie Curie, seorang ilmuwan perempuan yang namanya terukir dalam sejarah sebagai pelopor dalam bidang radioaktivitas. Keberanian, ketekunan, dan kecerdasannya telah membuka jalan bagi banyak penemuan penting dan menginspirasi generasi ilmuwan di seluruh dunia.
Mari kita gali lebih dalam 5 informasi lengkap tentang sosok luar biasa ini.
1. Perjalanan dari Polandia ke Puncak Sains di Paris
Lahir dengan nama Maria Sklodowska di Warsawa, Polandia, pada tahun 1867, Curie tumbuh dalam keluarga yang menghargai pendidikan.
Namun, sebagai seorang perempuan di era tersebut, aksesnya terhadap pendidikan tinggi terbatas.
Dengan tekad yang kuat, ia bekerja sebagai guru privat untuk membiayai studi kakaknya di Paris.
Pada tahun 1891, Curie akhirnya menyusul kakaknya ke Paris dan mendaftar di Sorbonne University, tempat ia meraih gelar dalam bidang fisika dan matematika.
2. Kolaborasi Cinta dan Sains dengan Pierre Curie
Di Paris, Curie bertemu dengan Pierre Curie, seorang fisikawan brilian yang kemudian menjadi suaminya.
Keduanya berbagi minat yang sama dalam penelitian ilmiah dan membentuk kemitraan yang tak terpisahkan baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Bersama-sama, mereka melakukan penelitian tentang radioaktivitas, sebuah fenomena yang baru saja ditemukan oleh Henri Becquerel.
3. Penemuan Polonium dan Radium: Terobosan Bersejarah
Pada tahun 1898, Curie dan suaminya mengumumkan penemuan dua unsur radioaktif baru: polonium, yang dinamai sesuai negara asal Curie, dan radium.
Penemuan ini merupakan terobosan besar dalam ilmu pengetahuan dan membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut tentang radioaktivitas dan aplikasinya dalam berbagai bidang, termasuk kedokteran.
4. Dua Hadiah Nobel: Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa
Atas kontribusinya yang luar biasa, Curie dianugerahi dua Hadiah Nobel. Pada tahun 1903, ia berbagi Hadiah Nobel Fisika dengan suaminya Pierre Curie dan Henri Becquerel atas penelitian mereka tentang radioaktivitas.
Kemudian, pada tahun 1911, Curie dianugerahi Hadiah Nobel Kimia atas penemuan polonium dan radium, serta isolasi radium murni.
Ia menjadi perempuan pertama yang meraih Hadiah Nobel dan satu-satunya orang yang pernah memenangkan Hadiah Nobel dalam dua bidang ilmiah yang berbeda.
5. Warisan Abadi: Mendorong Batas Ilmu Pengetahuan dan Kesetaraan Gender
Curie tidak hanya seorang ilmuwan brilian, tetapi juga seorang pelopor bagi kesetaraan gender dalam sains.
Ia membuktikan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki dalam bidang ilmiah dan menginspirasi banyak perempuan untuk mengejar karir di bidang STEM.
Warisannya terus hidup melalui Curie Institutes di Paris dan Warsawa, yang hingga kini menjadi pusat penelitian kanker terkemuka di dunia.