Pakaian Adat Lhokseumawe yang Mendunia, ini Buktinya

Pakaian Adat Lhokseumawe yang Mendunia, ini Buktinya
Sumber :
  • pinhome lifestyle

Budaya, VIVA Banyuwangi –Lhokseumawe, sebuah kota di Aceh, tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan keramahannya tetapi juga kekayaan budaya yang tercermin dalam ragam pakaian adatnya.

Ritual Adat Lhokseumawe yang Keterikatan dengan Alam

Pakaian adat Aceh dari Lhokseumawe ini memiliki filosofi mendalam yang mencerminkan adat istiadat serta nilai-nilai masyarakat Aceh.

Selain menjadi warisan yang penuh sejarah, pakaian adat tersebut juga menjadi simbol kebanggaan yang menyatukan masyarakat.

Keunikan Pakaian Adat Aceh

Kelezatan Kuliner Lhokseumawe yang Nempel di Lidah Seperti Kenangan Mantan

Pakaian adat Aceh umumnya dikenal dengan nama Ulee Balang, yang digunakan pada berbagai kesempatan adat, pernikahan, hingga acara resmi pemerintahan.

Pakaian adat ini terdiri dari dua jenis utama, yaitu pakaian adat untuk pria yang disebut Linto Baro dan pakaian adat wanita yang disebut Daro Baro.

  1. Busana Adat Langsa: Perpaduan Elegansi dan Tradisi

    Linto Baro: Busana Pria yang Gagah dan Berwibawa Pakaian adat pria Aceh, Linto Baro, menunjukkan sisi maskulin yang tegas dan berwibawa.

    Terdiri dari baju yang disebut "Baju Meukasah" berwarna hitam yang melambangkan kepahlawanan dan kebijaksanaan.

    Warna hitam ini dipercaya mampu menolak marabahaya dan menjaga pemakainya dari energi negatif.

    Selain baju Meukasah, Linto Baro juga dilengkapi dengan celana panjang hitam yang disebut "Cekak Musang" serta sarung songket khas Aceh yang diikat di pinggang.

    Aksesoris tambahan seperti rencong, senjata tradisional Aceh, diselipkan di pinggang sebagai simbol keberanian dan kesiapan pria Aceh dalam menghadapi tantangan.

    “Rencong ini bukan hanya senjata, tapi juga simbol keberanian masyarakat Aceh,” ungkap Abdullah, seorang budayawan Aceh.

  2. Daro Baro: Busana Wanita yang Anggun dan Elegan Sementara itu, pakaian adat wanita, Daro Baro, mencerminkan kelembutan dan keanggunan perempuan Aceh.

    Daro Baro terdiri dari baju panjang berwarna mencolok seperti merah atau hijau yang biasanya dihiasi bordir emas.

    Warna emas ini melambangkan kejayaan dan kemakmuran, sementara warna cerah mencerminkan kebahagiaan dan kegembiraan.

    Pakaian adat Daro Baro juga dilengkapi dengan selendang atau kain panjang yang dikenakan di bahu sebagai simbol keteguhan.

    Hiasan kepala seperti mahkota kecil yang disebut "Kupiah Meuketop" turut memperindah penampilan para wanita Aceh.

    Mahkota ini dihiasi dengan ornamen bunga atau permata yang melambangkan keindahan dan kemuliaan.

Halaman Selanjutnya
img_title