Peringatan Satu Suro, Panji Blambangan Gelar Jamasan Benda Pusaka

Ilham Triadi Nagoro membersihkan keris pusaka.
Sumber :
  • Istimewa

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Memperingati datangnya bulan Suro, jamasan pusaka menjadi salah satu tradisi unik yang dilakukan, seperti yang diselenggarakan di Serambi Museum Blambangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (19/07/2023).

Danlanal Banyuwangi Ikuti Patroli Skala Besar Gabungan Tni Polri Menjelang Pilkada Serentak Tahun 2024.

Acara peringatan yang digelar Paguyuban Panji Blambangan tersebut bertujuan untuk membersihkan pusaka keris yang hingga kini masih memiliki nilai sentimental serta melestarikan warisan leluhur. 

Untuk diketahui, tradisi jamasan pusaka oleh Panji Blambangan telah dimulai sejak 1 Suro 2006, tak lama setelah keris Indonesia diakui oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang mengakui keris sebagai warisan kemanusiaan milik dunia karena dinilai sebagai simbol kecerdikan budi manusia nusantara. 

Polresta Banyuwangi Gelar Apel Pergeseran Pasukan Pengamanan Pilkada Serentak 2024

Pada umumnya, upacara jamasan pusaka yang dilakukan setiap hari selama bulan Suro dilakukan secara bertahap, di antaranya pengambilan pusaka yang disimpan di tempat tertentu, semedi, hingga tahap jamasan atau pencucian pusaka. 

"Selain membersihkan secara fisik, prosesi itu juga sebenarnya bertujuan untuk membersihkan diri. Secara fisik dibersihkan dan secara kebatinan juga dibersihkan," kata penjamas yang juga merupakan kolektor benda pusaka Ilham Triadi Nagoro. 

Polresta Banyuwangi Terjunkan Ratusan Personel Pengamanan Kampanye Pilkada 2024

Ilham menambahkan, seorang manusia harus melakukan introspeksi setidaknya setahun sekali untuk mengingat apa yang telah dilakukan pada setahun sebelumnya, dan apa yang akan dilakukan untuk satu tahun mendatang. 

Selain keris, ada berbagai macam benda pusaka yang dijamas, di antaranya pedang luwuk, tombak biring milik Raden Tumenggung (RT) Astro Kusumo, Bupati ke-18 Banyuwangi pada tahun 1888, serta berbagai benda milik museum. 

Halaman Selanjutnya
img_title