Martabak Telur atau Martabak Manis? Temukan Mana yang Lebih Sehat di Sini!

Martabak Telur vs Martabak Manis
Sumber :
  • wagoodfoodguide.com

Kuliner, VIVA BanyuwangiMartabak, salah satu camilan favorit di Indonesia, hadir dalam dua versi yang sangat berbeda: martabak manis dan martabak telur. Keduanya sama-sama lezat, namun jika kita bicara soal kesehatan, mana yang lebih unggul? Apakah martabak manis yang manis dan lembut lebih baik, atau martabak telur yang gurih dan kaya akan protein? Yuk, simak perbandingan lengkap antara martabak manis dan martabak telur, serta mana yang lebih sehat untuk tubuhmu!

1. Karbohidrat: Mana yang Lebih Mengenyangkan?

4 Langkah Mudah Membuat Mille Crepe Anti Gagal

Jika kamu mengutamakan pengelolaan kadar karbohidrat, martabak telur jelas lebih rendah. Sebuah potong martabak manis mengandung sekitar 37 gram karbohidrat, hampir seluruhnya berasal dari tepung terigu yang menjadi bahan utamanya. Sebaliknya, martabak telur hanya memiliki sekitar 0,2 gram karbohidrat, menjadikannya pilihan lebih ringan bagi mereka yang menjaga asupan karbohidrat.

Namun, jika karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh, martabak manis akan memberikan lebih banyak energi dalam sekali makan.

2. Kalori: Mana yang Lebih Mengenyangkan?

5 Rekomendasi Tempat Makan Batagor di Bandung yang Harus Dicoba Sekali Seumur Hidup

Martabak telur memiliki 431 kalori per potong, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan martabak manis yang hanya mengandung sekitar 270 kalori untuk topping klasik cokelat dan kacang. Hal ini terjadi karena martabak telur mengandung lebih banyak bahan seperti telur dan minyak goreng, yang memberi kontribusi besar pada total kalori.

Jika kamu menginginkan camilan yang mengenyangkan namun tetap memperhatikan jumlah kalori, martabak manis dengan topping yang lebih sederhana bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

3. Lemak: Mana yang Lebih Banyak?

Resep Matcha Tiramisu, Cocok untuk Hidangan Natal

Martabak telur mengandung 35,9 gram lemak, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan martabak manis yang hanya mengandung 11,31 gram lemak. Kandungan lemak ini berasal dari bahan-bahan seperti minyak goreng dan telur. Namun, martabak manis juga bisa mengandung lebih banyak lemak tergantung pada toppingnya, seperti keju atau nutella.

Jika kamu berusaha mengurangi konsumsi lemak, martabak manis mungkin bisa menjadi pilihan yang lebih bijaksana, asalkan kamu memilih topping yang lebih ringan.

4. Protein: Mana yang Lebih Memadai untuk Tubuh?

Martabak telur memiliki protein lebih tinggi dibandingkan dengan martabak manis. Ini karena bahan utamanya adalah telur dan daging cincang, yang keduanya merupakan sumber protein hewani yang baik. Seiring dengan bertambahnya jumlah telur dan daging dalam martabak telur, jumlah proteinnya pun semakin tinggi.

Martabak manis, meski tidak mengandung daging, bisa memiliki kandungan protein yang signifikan jika diberi topping keju. Namun, tetap saja, martabak telur lebih unggul dalam hal kadar protein.

5. Kolesterol: Mana yang Lebih Aman bagi Jantung?

Kolesterol adalah salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih makanan sehat. Martabak telur, dengan bahan seperti telur dan daging, mengandung 156 mg kolesterol per potong, jauh lebih tinggi dibandingkan martabak manis yang hanya mengandung 66 mg kolesterol. Kolesterol tinggi dapat berisiko bagi kesehatan jantung jika dikonsumsi secara berlebihan.

Bagi kamu yang memprioritaskan kesehatan jantung, martabak manis dengan topping ringan seperti coklat dan kacang akan lebih baik. Namun, jika kamu memilih martabak telur, pastikan untuk tidak mengkonsumsinya terlalu sering.

Mana yang Lebih Sehat?

Kedua jenis martabak ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika kamu mencari camilan yang lebih rendah karbohidrat dan lebih tinggi protein, martabak telur bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika kamu ingin camilan dengan kalori dan lemak yang lebih rendah, martabak manis dengan topping sederhana adalah pilihan yang lebih bijak.

Yang terpenting, nikmati martabak dengan bijak dan jangan berlebihan! Setiap makanan memiliki manfaat dan tantangannya, jadi kuncinya adalah konsumsi dalam porsi yang seimbang.