Mengenal Gurindam 12, Karya Penuh Makna dan Nasehat Dari Pahlawan Nasional Raja Ali Haji

Isi Gurindam 12 karya Raja Ali Haji
Sumber :
  • www.kemdikbud.go.id

Budaya, VIVA BanyuwangiSaat datang ke Tanjungpinang, Kepulauan Riau, seringkali disebut jika belum menyentuh Pulau Penyengat, artinya belum ke Tanjungpinang. Pulau Penyengat sendiri adalah tempat wisata sarat akan budaya.

Catat Tanggalnya! 12 Januari 2025, Masyarakat Cungking Banyuwangi Gelar Ritual Resik Kagungan

Tidak hanya Masjid Penyengat yang fenomenal yang katanya terbuat dari putih telur, namun juga berisi makam makam Kerajaan bersejarah termasuk di dalamnya Makam Raja Ali Haji yang merupakan Pahlawan Nasional yang karya terkenalnya adalah Gurindam 12.

Karya Beliau adalah karya yang penuh makna dan nasehat didalamnya. Memang, kalau dibacakan pada zaman sekarang, rasanya sulit bagi Generasi sekarang memahaminya karena didalamnya banyak terdapat kandungan metafora dan kiasan kiasan lainnya.

12 Lagu Daerah yang Pendek Lengkap dengan Liriknya

Gurindam sendiri adalah puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat. Baris pertama gurindam berisi tentang masalah, kesepakatan, dan pertanyaan. Sedangkan baris kedua berisi jawaban atau hasil dari masalah baris pertama.

Gurindam berisi tentang ajaran kebaikan, nasihat, dan kebajikan. Sebagai generasi penerus, perlu adanya kita pelajari tentang isi Gurindam ini sebagai renungan untuk melangkah lebih baik kedepannya.

Madiun Kampung Pesilat : Fungsi Budaya Dalam Membentuk Kerukunan Masyarakat

Pembuatan karya ini dilatarbelakangi oleh konflik internal kerajaan dan tekanan penjajah yang ada pada kerajaan Riau-Lingga saat itu.

Agar nilai-nilai keislaman tidak terkikis oleh konflik internal dan eksternal pada masyarakat Melayu saat itu, Raja Ali Haji kemudian menunjukkan tanggung jawab beserta moral untuk memelihara dan mempertahankan eksistensi agama dan budaya Islam dengan cara menulis Gurindam Dua Belas ini.

Karya ini selesai ditulis di Pulau Penyengat pada 23 Rajab Tahun 1263 Hijriah (1846 Masehi).

Jenis dan Ciri-ciri Gurindam

1.     Gurindam terdiri dari dua baris setia barisnya

2.     Jumlah kata setiap baris yaitu 10 sampai 14 kata

3.     Setiap baris memiliki hubungan sebab akibat

4.     Gurindam bersajak atau rima A-A, B-B, C-C, dan selanjutnya

5.     Isi gurindam terdapat di baris kedua

6.     Gurindam berisi tentang nasihat, kata mutiara, filosofi, dan pelajaran hidup

Isi Gurindam 12

Gurindam I

Ini gurindam pasal yang pertama

Barang siapa tiada memegang agama,

sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,

maka ia itulah orang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah,

suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,

maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.

Barang siapa mengenal dunia,

tahulah ia barang yang terpedaya.

Barang siapa mengenal akhirat,

tahulah ia dunia mudarat.

 

Gurindam II

Ini gurindam pasal yang kedua

Barang siapa mengenal yang tersebut,

tahulah ia makna takut.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,

seperti rumah tiada bertiang.

Barang siapa meninggalkan puasa,

tidaklah mendapat dua temasya.

Barang siapa meninggalkan zakat,

tiadalah hartanya beroleh berkat.

Barang siapa meninggalkan haji,

tiadalah ia menyempurnakan janji.

 

Gurindam III

Ini gurindam pasal yang ketiga:

Apabila terpelihara mata,

sedikitlah cita-cita.

Apabila terpelihara kuping,

khabar yang jahat tiadalah damping.

Apabila terpelihara lidah,

nescaya dapat daripadanya faedah.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,

daripada segala berat dan ringan.

Apabila perut terlalu penuh,

keluarlah fi’il yang tiada senonoh.

Anggota tengah hendaklah ingat,

di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki,

daripada berjalan yang membawa rugi.

 

Gurindam IV

Ini gurindam pasal yang keempat:

Hati kerajaan di dalam tubuh,

jikalau zalim segala anggota pun roboh.

Apabila dengki sudah bertanah,

datanglah daripadanya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,

di situlah banyak orang yang tergelincir.

Pekerjaan marah jangan dibela,

nanti hilang akal di kepala.

Jika sedikitpun berbuat bohong,

boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.

Tanda orang yang amat celaka,

aib dirinya tiada ia sangka.

Bakhil jangan diberi singgah,

itupun perampok yang amat gagah.

Barang siapa yang sudah besar,

janganlah kelakuannya membuat kasar.

Barang siapa perkataan kotor,

mulutnya itu umpama ketur.

Di mana tahu salah diri,

jika tidak orang lain yang berperi.

 

Gurindam V

Ini gurindam pasal yang kelima:

Jika hendak mengenal orang berbangsa,

lihat kepada budi dan bahasa,

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,

sangat memeliharakan yang sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,

lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,

bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,

di dalam dunia mengambil bekal.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,

lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

 

Gurindam VI

Ini gurindam pasal yang keenam:

Cahari olehmu akan sahabat,

yang boleh dijadikan obat.

Cahari olehmu akan guru,

yang boleh tahukan tiap seteru.

Cahari olehmu akan isteri,

yang boleh menyerahkan diri.

Cahari olehmu akan kawan,

pilih segala orang yang setiawan.

Cahari olehmu akan abdi,

yang ada baik sedikit budi,

 

Gurindam VII

Ini Gurindam pasal yang ketujuh:

Apabila banyak berkata-kata,

di situlah jalan masuk dusta.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,

itulah tanda hampir duka.

Apabila kita kurang siasat,

itulah tanda pekerjaan hendak sesat.

Apabila anak tidak dilatih,

jika besar bapanya letih.

Apabila banyak mencela orang,

itulah tanda dirinya kurang.

Apabila orang yang banyak tidur,

sia-sia sahajalah umur.

Apabila mendengar akan khabar,

menerimanya itu hendaklah sabar.

Apabila menengar akan aduan,

membicarakannya itu hendaklah cemburuan.

Apabila perkataan yang lemah-lembut,

lekaslah segala orang mengikut.

Apabila perkataan yang amat kasar,

lekaslah orang sekalian gusar.

Apabila pekerjaan yang amat benar,

tidak boleh orang berbuat onar.

 

Gurindam VIII

Ini gurindam pasal yang kedelapan:

Barang siapa khianat akan dirinya,

apalagi kepada lainnya.

Kepada dirinya ia aniaya,

orang itu jangan engkau percaya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,

daripada yang lain dapat kesalahannya.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,

biar pada orang datangnya khabar.

Orang yang suka menampakkan jasa,

setengah daripada syirik mengaku kuasa.

Kejahatan diri sembunyikan,

kebaikan diri diamkan.

Keaiban orang jangan dibuka,

keaiban diri hendaklah sangka.

 

Gurindam IX

Ini gurindam pasal yang kesembilan:

Tahu pekerjaan tak baik,

tetapi dikerjakan,

bukannya manusia yaituiah syaitan.

Kejahatan seorang perempuan tua,

itulah iblis punya penggawa.

Kepada segaia hamba-hamba raja,

di situlah syaitan tempatnya manja.

Kebanyakan orang yang muda-muda,

di situlah syaitan tempat berkuda.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,

di situlah syaitan punya jamuan.

Adapun orang tua yang hemat,

syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru,

dengan syaitan jadi berseteru.

 

Gurindam X

Ini gurindam pasal yang kesepuluh:

Dengan bapak jangan durhaka

supaya Allah tidak murka.

Dengan ibu hendaklah hormat

supaya badan dapat selamat.

Dengan anak janganlah lalai

supaya dapat naik ke tengah balai.

Dengan istri dan gundik janganlah alpa

supaya kemaluan jangan menerpa.

Dengan kawan hendaklah adil

supaya tangannya jadi kapil.

 

Gurindam XI

Ini gurindam pasal yang kesebelas:

Hendaklah berjasa,

kepada yang sebangsa.

Hendaklah jadi kepala,

buang perangai yang cela.

Hendaklah memegang amanat,

buanglah khianat.

Hendak marah,

dahulukan hujjah.

Hendak dimalui,

jangan memalui.

Hendak ramai,

murahkan perangai.

 

Gurindam XII

Ini gurindam pasal yang kedua belas:

Gurindam Dua Belas, pasal yang ke 11 dan ke 12

Raja mufakat dengan menteri,

seperti kebun berpagarkan duri.

Betul hati kepada raja,

tanda jadi sebarang kerja.

Hukum adil atas rakyat,

tanda raja beroleh inayat.

Kasihkan orang yang berilmu,

tanda rahmat atas dirimu.

Hormat akan orang yang pandai,

tanda mengenal kasa dan cindai.

Ingatkan dirinya mati

itulah asal berbuat bakti.

Akhirat itu terlalu nyata,

Jika kita memaknai dengan benar isi Gurindam 12 ini, Raja Ali Haji sebagai pujangga besar luar biasa dalam memberikan karya dan pesannya.

Mulai dari untuk tidak tinggalkan Tuhan, bagaimana peergaulan dengan Masyarakat, memperlakukan sesama manusia dan masih banyak lagi. Mari kita berbangga hati karena memiliki karya hebat peninggalan seniman besar Raja Ali Haji.