Deretan Film Iqbaal Ramadhan, Sukses Lepas dari Bayang Bayang CJR
- Pinterest : @Sahrulddv
Selebritis, VIVA Banyuwangi –Iqbaal Ramadhan dikenal sebagai member dari Boyband Cilik yang sangat Berjaya pada masanya, Coboy Junior. Bersama 3 member lainnya yaitu Aldi, Teuku Rizki dan Bastian Steel. Pesona Iqbal membius Comet, fansnya Coboy Junior. Konser meledak dimana mana, semakin melambungkan namanya. Perpecahan mulai terjadi ketika Bastian memilih mengundurkan diri, dan kemudian sisa tiga member membentuk CJR.
Tak bertahan lama CJR juga bubar, dan Iqbaal cenderung lebih fokus pada study nya kala itu. Nama Iqbaal kembali diperbincangkan hangat saat Iqbaal memerankan tokoh fenomenal Dilan, dalam trilogy film Dilan yang diangkat dari Novel laris karya Pidi Baiq.
Akhirnya Nama Iqbaal bisa berdiri sendiri lepas dari bayang bayang CJR. Terbaru adalah Film karya Sutradara Umay Shihab yang juga sahabat Iqbaal berjudul Perayaan Mati Rasa. Sebelum filmnya tayang, mari kita Simak deretan film Iqbaal yang tak kalah kerennya.
1. Trilogy Dilan (Dilan 1990, Dilan 1991, Milea)
Iqbaal menjadi idola muda baru kala berhasil memerankan sosok Dilan, seorang ‘badboy’ SMA yang kepincut hatinya pada gadis yang baru saja pindah ke sekolahnya. Gombalan ala Dilan menjadi ikonik sekali. Tentu saja kita masih ingat dengan deretan kalimat gombalnya di film. “Jangan Rindu. Berat. Biar aku saja”. Cara aneh Dilan dalam memberikan kado ulang tahun berupa TTS yang sudah diisi. Film ini sukses meraih jutaan penonton, begitu juga lanjutannya Dilan 1991, dan Milea, meskipun kita tahu ending cerita bahwa Dilan dan Milea tidak bersama. Iqbaal sukses membuat Dilan menjadi tokoh badboy yang dicintai.
2. Bumi Manusia
Kali ini Iqbaal cukup berani mengambil peran di film Sejarah. Bersama Sutradara Hanung Bramantyo, Iqbaal memerankan tokoh Minke dalam film yang berdurasi 3 jam tersebut. Dengan waktu yang film cukup lama, Iqbaal tetap membuat penonton betah menyaksikan aktingnya, bahkan film ini meraih dua belas kategori di Festival Film Indonesia 2019. Minke digambarkan sebagai laki laki pribumi yang memiliki privellege untuk merasakan pendidikan dan mempunyai nama samaran Max dalam tulisan tulisan yang dimuat di koran Belanda.