Pabrik Gula Sukowidi Banyuwangi, Saksi Perjuangan Industri Era Kolonialisme, Intip Sejarah dan Aroma Misterinya
- unplash.com
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Kabupaten Banyuwangi menyimpan sejarah panjang yang melekat erat dengan industri kolonial, salah satunya melalui Pabrik Gula Sukowidi. Pabrik ini tidak hanya menjadi simbol kejayaan industri gula pada masa lalu, tetapi juga menyimpan aroma misteri yang hingga kini masih menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan wisatawan.
Pabrik Gula Sukowidi, yang berdiri sejak era kolonial Belanda, merupakan saksi bisu perkembangan ekonomi, budaya, dan perlawanan rakyat Indonesia di masa penjajahan. Berikut adalah kisah lengkap dari pabrik ini yang sarat dengan nilai sejarah dan cerita menarik.
Awal Berdirinya Pabrik Gula Sukowidi
Pabrik Gula Sukowidi didirikan pada awal abad ke-20 oleh pemerintah kolonial Belanda. Menurut laporan dari Antaranews.co.id, pembangunan pabrik ini bertujuan untuk mendukung program tanam paksa yang kala itu mewajibkan rakyat Indonesia menanam komoditas ekspor, termasuk tebu. Lokasi Banyuwangi dipilih karena kesuburan tanahnya yang ideal untuk budidaya tebu.
Dalam masa kejayaannya, Pabrik Gula Sukowidi menjadi salah satu pusat pengolahan tebu terbesar di Jawa Timur. Produksi gula yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga diekspor ke berbagai negara Eropa, menjadikan pabrik ini sebagai roda penggerak utama ekonomi kolonial.
Jejak Sejarah dan Perjuangan Rakyat
Dilansir dari Tvonenews.com, Pabrik Gula Sukowidi tidak hanya menjadi pusat ekonomi, tetapi juga menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia. Pada masa penjajahan, banyak petani yang dipaksa bekerja tanpa upah di perkebunan tebu yang mendukung operasional pabrik. Kondisi kerja yang buruk dan perlakuan tidak manusiawi sering kali memicu pemberontakan dan protes.