Waspada! Ciri-Ciri Diabetes yang Sering Disepelekan di Usia Muda

Waspadai gejala diabetes di usia muda
Sumber :
  • www.pixabay.com / @stevepb

Kesehatan, VIVA Banyuwangi –Diabetes, penyakit yang umumnya dikaitkan dengan usia lanjut, ternyata juga bisa menyerang orang muda. Gaya hidup modern yang kurang sehat dan faktor genetik menjadi penyebab utama meningkatnya kasus diabetes di kalangan remaja dan dewasa muda. Sayangnya, banyak orang muda yang mengabaikan gejala awal diabetes karena menganggapnya sebagai kondisi yang wajar.

Mengapa Diabetes di Usia Muda Perlu Diwaspadai?

Ketahui Manfaat Teh Hijau untuk Diet dan Cara Mengonsumsinya

Diabetes di usia muda dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:

• Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah lainnya.

15 Makanan Bernutrisi untuk Kehamilan, Bumil Sehat, Bayi Cerdas!

• Gula darah tinggi dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal ginjal kronis.

• Diabetes dapat menyebabkan neuropati, yaitu kerusakan saraf yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan nyeri pada tangan dan kaki.

10 Makanan untuk Kesehatan Jantung, Wajib Anda Konsumsi!

• Diabetes dapat menyebabkan retinopati diabetik, yaitu kerusakan pembuluh darah di retina mata yang dapat menyebabkan kebutaan.

Ciri-Ciri Diabetes yang Sering Disepelekan

Gejala awal diabetes seringkali tidak terlalu mencolok dan mudah diabaikan, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai ciri-ciri diabetes yang sering disepelekan:

1. Sering Haus dan Lapar 

Salah satu tanda awal diabetes yang paling umum adalah rasa haus dan lapar yang berlebihan. Meskipun sudah banyak minum dan makan, rasa haus dan lapar tidak kunjung hilang. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha membuang kelebihan gula darah melalui urine, sehingga tubuh kehilangan banyak cairan. Akibatnya, tubuh mengirimkan sinyal ke otak untuk terus mencari asupan cairan dan makanan.

2. Sering Buang Air Kecil

Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari, juga merupakan tanda khas diabetes. Kondisi ini disebut poliuria. Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring kelebihan gula dan membuangnya melalui urine. Proses ini menarik lebih banyak air ikut terbuang, sehingga Anda akan sering merasa ingin buang air kecil.

3. Penurunan Berat Badan

Meskipun nafsu makan meningkat, banyak penderita diabetes mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa sebagai energi secara efektif. Akibatnya, tubuh membakar lemak dan otot sebagai sumber energi alternatif.

4. Kelelahan

Rasa lelah yang terus-menerus meskipun sudah cukup istirahat adalah gejala diabetes yang sering diabaikan. Kelelahan ini terjadi karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup energi akibat kesulitan dalam menyerap glukosa.

5. Penglihatan Kabur

Perubahan kadar gula darah yang drastis dapat memengaruhi lensa mata dan menyebabkan penglihatan kabur, terutama saat membaca atau melihat jarak dekat. Kondisi ini disebut retinopati diabetik.

6. Luka Lambat Sembuh

Penderita diabetes seringkali mengalami kesulitan dalam menyembuhkan luka, bahkan luka kecil sekalipun. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada sirkulasi darah dan sistem kekebalan tubuh.

7. Kesemutan atau Mati Rasa

Neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf akibat diabetes, dapat menyebabkan sensasi kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada tangan dan kaki.

8. Infeksi yang Sering Kambuh

Sistem kekebalan tubuh yang terganggu pada penderita diabetes membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, seperti infeksi kulit, saluran kemih, atau vagina.

9. Kulit Kering dan Gatal

Perubahan kadar gula darah dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan gatal. Kondisi ini seringkali disertai dengan perubahan warna kulit, seperti kulit yang menjadi lebih gelap di area leher atau ketiak.

Faktor Risiko Diabetes

Diabetes mellitus adalah penyakit kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor risiko ini dapat dimodifikasi melalui perubahan gaya hidup, sementara yang lainnya tidak dapat diubah. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena diabetes.

1. Obesitas

Kelebihan berat badan, terutama di area perut, merupakan salah satu faktor risiko terbesar untuk diabetes tipe 2. Lemak berlebih mengganggu cara tubuh menggunakan insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah.

2. Kurang Aktifitas Fisik

Gaya hidup yang kurang aktif dapat meningkatkan risiko resistensi insulin. Olahraga secara teratur membantu tubuh menggunakan glukosa lebih efektif dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

3. Riwayat Keluarga

Jika ada anggota keluarga dekat seperti orang tua, saudara kandung, atau kakek nenek yang menderita diabetes, risiko seseorang untuk terkena diabetes juga meningkat. Faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit ini.

4. Usia 

Risiko terkena diabetes meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini terutama berlaku untuk diabetes tipe 2.

5. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), dislipidemia (kadar lemak darah tinggi), dan sindrom polikistik ovarium (PCOS) dapat meningkatkan risiko diabetes.

6. Gaya Hidup Tidak Sehat

Pola makan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan karbohidrat olahan, serta kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes.

7. Kehamilan

Diabetes gestasional, yaitu diabetes yang terjadi selama kehamilan, dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari, terutama jika berat badan setelah melahirkan tidak kembali normal.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan tes darah untuk memastikan diagnosis. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi.

Pencegahan Diabetes

• Lakukan olahraga secara teratur dan perhatikan asupan makanan.

• Konsumsi Makanan Sehat, perbanyak konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian.

• Batasi Konsumsi Gula dan Lemak Jenuh, hindari makanan olahan dan minuman manis.

• Rutin Berolahraga atau 

• Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari.

Deteksi dini diabetes sangat penting untuk mencegah komplikasi yang serius. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan.