Perbedaan Set, Repetisi, dan Train to Failure dalam Gym, Sudah Tahu?
- Pexels: Tima Miroshnichenko
Kesehatan, VIVA Banyuwangi –Bagi kamu yang sedang memulai untuk olahraga di gym, tentunya kamu akan mencari tahu alat-alat, cara pemakaian, dan istilah-istilah di gym, bukan? Sering kali kamu temukan beberapa istilah seperti set, repetisi, dan masih banyak lagi. Di sini, kamu bisa menemukan perbedaan set, repetisi, dan train to failure yang akan bermanfaat untuk pengalaman olahragamu di gym.Dalam dunia fitness, istilah set, repetisi, dan train to failure sering digunakan untuk menjelaskan berbagai metode latihan. Masing-masing memiliki teknik dan tujuan tersendiri dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Perbedaan Set, Reps, Dan Train to Failure
Set
Set adalah sekumpulan repetisi yang dilakukan secara berurutan sebelum beristirahat. Misalnya, jika kamu melakukan 3 set dengan 10 repetisi squat, itu berarti kamu melakukan 10 squat, lalu beristirahat sebentar sebelum mengulanginya sebanyak tiga kali.
Pengaturan jumlah set dan repetisi ini berperan penting dalam merangsang pertumbuhan serta kekuatan otot. Dalam latihan, variasi dalam jumlah set dan repetisi dapat membantu tubuh beradaptasi dan menghindari rasa bosan.
Repetisi (Reps)
Repetisi, atau sering disebut reps, mengacu pada jumlah pengulangan suatu gerakan dalam satu sesi latihan. Misalnya, jika kamu melakukan squat sebanyak 10 kali tanpa berhenti, itu berarti kamu telah menyelesaikan 10 repetisi. Biasanya, untuk meningkatkan kekuatan otot, jumlah repetisi yang disarankan berkisar antara 8 hingga 12 per set.
Namun, jika tujuannya adalah meningkatkan daya tahan otot, jumlah repetisi bisa ditingkatkan hingga 20-30 kali. Perlu diingat bahwa jumlah repetisi umumnya berbanding terbalik dengan berat beban—semakin berat beban yang diangkat, semakin sedikit repetisi yang bisa dilakukan.
Train to Failure
Train to failure adalah teknik di mana seseorang terus melakukan repetisi hingga tidak lagi mampu menyelesaikan satu repetisi pun dengan bentuk yang benar. Teknik ini bertujuan untuk memaksimalkan kelelahan otot dan mendorong pertumbuhan otot lebih jauh.
Berdasarkan penelitian, meskipun metode ini efektif dalam meningkatkan kekuatan dan massa otot, sebaiknya tidak dilakukan di setiap sesi latihan karena dapat meningkatkan risiko overtraining dan cedera. Teknik ini lebih cocok diterapkan sesekali atau di akhir sesi latihan tertentu untuk mendapatkan hasil maksimal.
Memahami perbedaan antara set, repetisi, dan train to failure sangat penting bagi siapa pun yang ingin mencapai tujuan kebugaran mereka. Repetisi memberikan dasar dalam melakukan suatu gerakan, sementara set membantu mengatur pola latihan secara keseluruhan.
Di sisi lain, train to failure menawarkan pendekatan yang lebih intensif untuk menguji batas kemampuan otot. Mengombinasikan ketiga elemen ini dapat membantu menyusun program latihan yang lebih efektif sesuai dengan tujuan pribadi masing-masing.