Lilin Aromaterapi dan Produk Beraroma Ternyata Bisa Mencemari Udara di Rumah, Setara dengan Mesin Diesel
- https://www.rri.co.id/hobi/934723/sejarah-lilin-aromaterapi-dari-ritual-kuno-hingga-tren-modern
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Banyak orang menganggap lilin aromaterapi sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan lilin tradisional atau produk berbasis pembakaran lainnya. Namun, sebuah penelitian terbaru dari Universitas Purdue mengungkap fakta mengejutkan: produk beraroma, termasuk lilin aromaterapi, dapat melepaskan nanopartikel berbahaya ke udara dalam ruangan pada tingkat yang setara dengan kompor gas, lilin berbasis pembakaran, bahkan mesin diesel.
Penelitian ini menemukan bahwa produk rumah tangga beraroma mengandung senyawa terpene yang bereaksi dengan ozon dalam ruangan, membentuk nanopartikel sekecil satu nanometer. Partikel ini dapat dengan cepat terakumulasi dalam sistem pernapasan manusia. Dalam waktu 20 menit saja, paparan terhadap produk beraroma dapat mengendapkan antara 100 miliar hingga 10 triliun nanopartikel di saluran pernapasan.
Fenomena ini disebut sebagai New Particle Formation (NPF) atau pembentukan partikel baru, di mana senyawa kimia dalam produk beraroma secara aktif mengubah komposisi udara dalam ruangan. Studi yang dilakukan di laboratorium zEDGE Purdue menggunakan instrumen pemantauan kualitas udara canggih, seperti spektrometer massa dan pembesar ukuran partikel beresolusi tinggi, untuk membuktikan bahwa polusi nanopartikel ini benar-benar terjadi.
Alternatif Hijau Tidak Selalu Aman
Temuan ini menantang persepsi umum bahwa produk dengan label “hijau” atau “alami” lebih aman. Faktanya, produk beraroma tetap berkontribusi secara signifikan terhadap polusi udara dalam ruangan, bahkan tanpa adanya proses pembakaran. Ini berarti lilin aromaterapi yang sering digunakan untuk menciptakan suasana rileks, justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan pernapasan.
Untuk mengurangi risiko dari polusi nanopartikel ini, para ahli merekomendasikan beberapa langkah:
· Meningkatkan ventilasi dengan membuka jendela atau menggunakan pembersih udara dengan filter HEPA
· Membatasi penggunaan produk beraroma, terutama di ruang tertutup
· Memilih alternatif tanpa aroma atau berbahan alami jika memungkinkan
· Tidak terpaku pada label “hijau” atau “alami”, karena tidak selalu menjamin keamanan udara dalam ruangan
· Memanfaatkan tanaman dalam ruangan yang memiliki sifat pemurnian udara
Dengan langkah-langkah tersebut, kualitas udara dalam rumah dapat lebih terjaga, mengurangi risiko kesehatan akibat paparan nanopartikel yang berbahaya. Sebab, sering kali udara dalam ruangan justru lebih tercemar dibandingkan udara luar, terutama di lingkungan perkotaan.