5 Jurus Jitu Bedakan Kebutuhan dan Keinginan, Dompet Aman Tak Bikin Kantong Jebol!
- Pexels: Mikhail Nilov
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Seringkali, batas antara kebutuhan dan keinginan terasa begitu tipis. Akibatnya, banyak dari kita terjebak dalam pola konsumtif yang membuat kantong jebol. Padahal, membedakan keduanya adalah kunci utama dalam mengelola keuangan dengan bijak. Lantas, bagaimana cara mudah membedakannya? Mari kita simak 5 jurus jitu yang bisa langsung Anda praktikkan.
1. "Aturan 30 Hari": Tunda Dulu, Evaluasi Kemudian
Ketika keinginan untuk membeli sesuatu muncul, tahan diri Anda. Terapkan "aturan 30 hari". Catat barang yang diinginkan, lalu tunda pembeliannya selama 30 hari. Selama periode ini, evaluasi kembali apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar keinginan sesaat. Seringkali, setelah 30 hari, Anda akan menyadari bahwa barang tersebut tidak begitu penting.
2. Fokus pada Fungsi, Bukan Gengsi: Prioritaskan Esensi
Kebutuhan adalah sesuatu yang esensial untuk kelangsungan hidup atau menunjang produktivitas. Sementara keinginan, seringkali didorong oleh faktor emosional atau gengsi. Alih-alih tergiur dengan merek atau tampilan, fokuslah pada fungsi utama dari barang tersebut. Misalnya, Anda membutuhkan telepon seluler untuk berkomunikasi dan bekerja, bukan telepon seluler dengan fitur-fitur mewah yang jarang digunakan.
3. "Piramida Kebutuhan": Prioritaskan yang Paling Mendesak
Gunakan "piramida kebutuhan" sebagai panduan. Letakkan kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan di dasar piramida. Kemudian, naikkan tingkatannya dengan kebutuhan sekunder seperti pendidikan dan transportasi. Puncaknya adalah keinginan, seperti hiburan dan barang mewah. Prioritaskan pemenuhan kebutuhan di dasar piramida sebelum beralih ke tingkat yang lebih tinggi.
