Revolusi Sampah dari Bentor: Abdul Halim Sulap Masalah Jadi Berkah di Bireuen

Bank Sampah Diluncurkan yang Dipelopori Oleh Abdul Halim
Sumber :
  • Dok. Abdul Halim/VIVA Banyuwangi

Bireuen, VIVA Banyuwangi – Tumpukan sampah yang berserakan di jalanan dan selokan, menjadi pemandangan lumrah di berbagai daerah. Namun, Abdul Halim, warga Dusun Lhok Baroh, Desa Glee Putoh, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh, menolak pasrah dengan kondisi tersebut. Ia memutuskan untuk bergerak dan menciptakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah di desanya.

Cara Ampuh Menghilangkan Ketombe Secara Alami dan Efektif Rekomendasi Ahli Kesehatan dan Kecantikan

Berawal dari keprihatinan melihat sampah rumah tangga yang menumpuk dan dibuang sembarangan, Abdul Halim mencetuskan ide untuk membentuk sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi di desanya.

"Inovasi yang saya lakukan itu, pengelolaan sampah desa. Jadi sampah yang ada di rumah tangga itu yang menjadi target semula," tutur Abdul Halim.

Mengungkap Misteri Rambut Berketombe Fakta, Mitos, dan Solusi

Pada tahun 2020, Abdul Halim mulai merealisasikan idenya. Ia melakukan pendekatan dengan aparatur desa dan mengusulkan program pengangkutan sampah dengan memanfaatkan bentor (becak motor) yang banyak tersedia di desa.

"Pada tahun 2020 kami melakukan pendekatan melalui desa dan mereka mengaplikasikan dengan melalui sebuah bentor (becak motor)," jelas Abdul Halim.

Penyebab Rambut Berketombe, Faktor Utama dan Solusi Mengatasinya

Gayung bersambut, pihak desa mendukung ide tersebut. Melalui BUMDes, dibentuklah unit usaha penyedia jasa pengangkutan sampah rumah tangga. Warga cukup membayar iuran terjangkau untuk mendapatkan layanan pengangkutan sampah dari rumah mereka.

"Bumdes melayani usaha untuk pengangkutan sampah rumah tangga yang kemudian bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bieren untuk membuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," jlentreh Abdul Halim.

 

Bank Sampah Diluncurkan yang Dipelopori Oleh Abdul Halim

Photo :
  • Dok. Abdul Halim/VIVA Banyuwangi

 

Tentu saja, perjalanan program ini tidak selalu mulus. Di awal pelaksanaan, partisipasi warga masih rendah. Banyak yang belum terbiasa dengan sistem pengangkutan sampah terjadwal dan memilih membuang sampah secara sembarangan.

Namun, Abdul Halim tidak menyerah. Bersama aparatur desa, ia gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan manfaat dari program pengelolaan sampah tersebut.

Perlahan tapi pasti, usaha mereka membuahkan hasil. Semakin banyak warga yang sadar dan bergabung dalam program ini. Lingkungan Dusun Lhok Baroh pun berangsur menjadi lebih bersih dan sehat.

Inovasi Abdul Halim ini patut menjadi inspirasi bagi daerah lain. Dengan kreativitas dan semangat gotong royong, masalah sampah yang selama ini menjadi momok dapat diubah menjadi berkah bagi masyarakat.