Harga Pupuk Bersubdi di Kecamatan Wongsorejo Sempat Menyentuh Angka 350 Ribu per Kuintal
- RRI
Berdasarkan HET, harga urea Rp 225 dan harga phonska Rp 235.000 namun harga tersebut bisa dijual lebih mahal kendati petani memiliki RDKK.
“Tapi sudah sebulan ini harga lebih murah walaupun tetap diatas HET. Saya beli urea kini hanya 250 ribu. Lebih murah dari yang sebelumnya walaupun tetap lebih mahal dari HET,” kata Supriyadi disela sela bekerjanya.
Penjual Berdalih Cari Untung
Bahkan anggota kelompok tani Desa Sidowangi tersebut memiliki triks khusus untuk mendapatkan harga pupuk lebih murah.
“Saya kasih lihat berita VIVA (Banyuwangi.viva.co.id) tentang HET. Jika tetap mahal saya bilang akan laporkan. Kios mengaku ditambahin sedikit (harganya) buat hasil katanya,” jelas Supriyadi geram.
Trik berbeda dilakukan Sekretaris Desa (Sekdes) Alasbuluh, Zainal Arifin untuk mendapatkan harga pupuk dengan murah.
“Saya beli pakai seragam kerja saya. Lebih murah memang daripada yang lain tapi tetap bukan HET yang diberikan pada saya. Tetap diatas HET,” aku Zainal Arifin.