Upah Murah, Pengangkut Belerang di Gunung Ijen Pilih Alih Profesi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Jumlah pengangkut belerang di Gunung Ijen mengalami penurunan drastis beberapa waktu belakangan, yakni dari jumlah sekitar 350 orang, kini diperkirakan hanya tersisa 10 orang yang masih aktif.
Hal tersebut diungkapkan PT Candi Ngrimbi, yang merupakan perusahaan pemasok belerang dari Gunung Ijen untuk kebutuhan industri sulfur saat mengikuti rapat bersama para pelaku wisata Gunung Ijen di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) pada Senin (04/09/2023).
Hal utama yang menjadi penyebab turunnya jumlah penambang adalah tidak adanya regenerasi, terlebih karena upah murah yang mereka terima, yaitu sekitar Rp 1.250 per-kilogram belerang yang mereka angkut.
Di sisi lain, godaan sektor wisata juga cukup nyata, di mana para penambang dapat meraih pundi-pundi rupiah lebih besar mencapai jutaan rupiah dengan mengangkut wisatawan menggunakan troli untuk naik atau turun menyusuri jalur pendakian.
Jumlah penambang yang menyusut tersebut berpengaruh pada supply kebutuhan belerang PT Candi Ngrimbi, sekaligus keberlangsungan blue fire di masa depan karena ratusan titik sulfur tempat munculnya api biru bisa saja tak lagi menyala karena tertimbun material.
Oleh sebab itu, Disbudpar Banyuwangi memanggil pelaku wisata serta PT Candi Ngrimbi untuk menemukan solusi terkait hal tersebut.
"Harapannya ada batasan troli dan guide, jangan terlalu di-ya-kan terus. Akhirnya orang-orang menilai nilai ekonominya lebih tinggi di sana," ujar Koordinator PT Candi Ngrimbi Bambang Heri Purwanto kepada banyuwangi.viva.co.id