Rusia Kehilangan Pasar Gas ke Eropa gara-gara Ukraina
- www.id.rbth.com
Rusia, VIVA Banyuwangi –Kekuatan energi menjadi suatu yang sangat diandalkan dalam kebijakan luar negeri Rusia. Dapat dikatakan Rusia tanpa energi tidak akan dianggap penting oleh Amerika Serikat dan China serta tidak akan memiliki hubungan istimewa dengan negara-negara anggota Uni-Eropa.
Rusia dianugerahi cadangan gas terbesar di dunia dengan jumlah sebesar 1680 TCF (pada tahun 2006) atau sekitar 26% dari seluruh cadangan gas dunia dan rusia menjadi negara pengekspor gas terbesar di dunia dengan 50% dari total ekspor gas rusia ditujukan ke Uni-Eropa.
Negara Ukraina setelah pecahnya Uni-Soviet merupakan partner strategis bagi Rusia soal urusan perdagangan gas dari Rusia ke Uni-Eropa. Hal ini dikarenakan bahwa hampir 80% ekspor gas ke Uni Eropa melalui Ukraina.
Kedua negara pecahan Uni Soviet yaitu Rusia dan Ukraina memiliki pengalaman soal sengketa harga pasokan dan biaya transit gas. Pada bulan maret 2005 perselisihan tersebut muncul dan mereka melakukan negosiasi harga baru untuk gas dan biaya transit untuk tahun 2006. Pada saat itu, kedua belah pihak tidak dapat menyepakati perubahan harga dan biaya transit sehingga perusahaan gas Rusia “Gazprom” memutuskan menghentikan pasokan gas yang menuju Ukraina.
Setelah terjadi negosiasi antara Gazprom dan Naftogaz terkait harga gas alam dan perjanjian pasokan gas baru yang mengalami kegagalan, pada tanggal 1 januari 2006 Gazprom mulai memutuskan pasokan gas yang menuju Uni Eropa melalui Ukraina. Pemutusan pasokan gas ini tidak berlangsung lama sehingga pada tanggal 4 januari 2006 kesepakatan antara dua negara ini tercapai dan pasokan gas dipulihkan kembali.
Awal Tahun 2025
Sejarah kembali berulang, pada 01 Januari 2025 Ukraina menghentikan transit gas alam rusia ke eropa melalui jaringan pipa era soviet setelah kesepakatan transit lima tahun telah berakhir. Keputusan yang diambil ukraina ini memiliki alasan terkait dengan keamanan nasional di tengah konflik yang sedang berlangsung antara kedua negara.
Akibar perang yang dimulai pada Februari 2022, hubungan energi yang telah lama terjalin antara Rusia dan Eropa memburuk. Hal ini mendorong Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada gas rusia. Pada tahun 2021 Rusia telah menyumbang sekitar 40% dari total kebutuhan gas Uni Eropa. Setelah terjadi konflik Rusia Ukraina, tepat pada tahun 2024 angka impor negara uni eropa mengimpor gas rusia sudah sangat berkurang drastic diangka hanya sekitar 4%.
Berhentinya transit gas alam yang melalui negara Ukraina mempengaruhi negara-negara konsumen terdekat dari Ukraina seperti Austria, Slovakia, Moldova. Mereka adalah negara yang menggantungkan pasokan gas dari Rusia yang jalur pipa gasnya melewati Ukraina.
Keputusan yang diambil Ukraina untuk tidak memperbarui kesepakatan transit berdampak secara finansial bagi kedua belah pihak. Ukraina kehilangan sekitar $800 juta per tahun dalam bentuk biaya transit yang dibayarkan oleh Gazprom, sedangkan Gazprom sendiri sebagai perusahaan energi Rusia kehilangan hampir $5 miliar dalam penjualan gas ke eropa melalui Ukraina.
Rusia Stop Gas ke Moldova
Gazprom, perusahaan energi Negara Rusia menangguhkan pengiriman gas ke Moldova sejak 1 Januari 2025. Hal ini disebabkan karena adanya perselisihan mengenai hutang yang belum dibayar oleh Moldova. Gazprom mengklaim bahwa Moldova memiliki hutang sebesar $709 juta, sementara pihak Moldova mengklaim mereka hanya memiliki hutang sekitar $88,6 juta.
Tanpa pasokan gas dari Gazprom, listrik bisa berhenti bekerja dan Moldova akan menghadapi pemadaman listrik berjam-jam. Penangguhan ini juga berdampak pada wilayah Transdniestria yang merupakah daerah separatis pro-Rusia di Moldova. Pihak berwenang Transdniestria berharap Rusia akan segera melanjutkan pengiriman gas untuk mengatasi krisis energi yang terjadi.
Rusia bersedia menyediakan kembali gas yang dibutuhkan ke Transdniestria. Namun, hal itu perlu dukungan yang logistic yang nyata dari pihak Moldova. Dmitry Peskov, Juru bicara Kremlin menyatakan bahwa Rusia siap membantu tetapi Moldova harus memfasilitasi aspek logistic dari pasokan gas tersebut.