Habiskan Rp 5 Miliar di Tahun 2022 Angka Stunting Masih Tinggi

ibu-ibu saat berkonsultasi terkait bumil
Sumber :
  • Achmad Fuad Afdlol

Lumajang – Meskipun menghabiskan anggaran yang mencapai Rp 5 miliar, ternyata angka kasus stunting pada anak di Kabupaten Lumajang masih tinggi. Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2022 lalu, Kabupaten Lumajang berada di urutan 10 besar tingkat Jawa Timur.

Cara Ampuh Menghilangkan Ketombe Secara Alami dan Efektif Rekomendasi Ahli Kesehatan dan Kecantikan

Padahal, dikatakan Ketua LSM Lumajang Bergerak Satu Indonesia (LBSI), H Romli Efendi, biarpun kasus stunting tersebut sudah turun menjadi 23,8 persen dari sebelumnya yang mencapai 30,1 persen, Kabupaten Lumajang masih di katagorikan masih tinggi. 

“Penurunannya sudah sekitar 6,3 persen, tetapi tidak merubah urutannya di Jawa Timur, kita masih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain,” bebernya, Rabu (31/05/2023). 

Mengungkap Misteri Rambut Berketombe Fakta, Mitos, dan Solusi

Seperti persoalan konser Slank yang mendapatkan sorotan dari sejumlah elemen masyarakat, yang kecewa dengan sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang. Karena menggelontor dana miliaran hanya untuk beberapa jam saja. 

“Tidaklah wajar jika angka stunting tinggi, konser masih dilakukan, mendingan untuk kegiatan mencegah stunting, khususnya pada Balita,” ujar mantan Anggota DPRD Kabupaten Lumajang Periode 2004-2009 ini.

Penyebab Rambut Berketombe, Faktor Utama dan Solusi Mengatasinya

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang, dr Bayu Wibowo Ignasius sendiri pernah menyampaikan jika pihaknya mendapatkan dana sekitar Rp 5 miliar untuk pengadaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal, dengan target sekitar 3.000 balita yang diberikan di sekolah, posyandu maupun Fasilitas Kesehatan (Faskes) pada tahun 2022 lalu.

“Sedikit penurunan angka kasus stunting di Lumajang, karena sesuai arahan dari Kemenkes RI, himbauan fokus untuk melakukan intervensi atau program spesifik kepada wanita sebelum melahirkan,” paparnya.

Jadi, kata dr Bayu, pihaknya melakukan intervensi yang fokus diarahkan pada wanita sebelum melahirkan, baik remaja di kelas 7 ke atas dan juga pada saat ibunya hamil. Itu adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting, dengan memberikan TTD (Tablet Tambah Darah) bagi para remaja putri.

“Kami sudah meningkatkan, juga memberikan tambahan vitamin dan gizi kepada ibu hamil dan balita saat kegiatan posyandu, serta balita yang mengalami stunting yang bersumber dari APBD maupun APBN,” ungkapnya lagi.

Dr Bayu berharap, di tahun 2023 ini, ada penurunan jumlah kasus stunting di wilayah Kabupaten Lumajang.