Pencuri Ganggu Pemantauan Gunung Semeru, Alat Vital Raib!
- Dok. FB PVMBG/ VIVA Banyuwangi
Lumajang, VIVA Banyuwangi –Dalam sebuah peristiwa yang mengkhawatirkan, stasiun pemantau aktivitas Gunung Semeru di Desa Klepu, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, menjadi sasaran pencurian.
Akibat kejadian ini, alat-alat vital yang berfungsi memantau aktivitas gunung berapi tersebut raib digondol maling.
Peristiwa pencurian ini baru diketahui pada 31 Juli 2024, ketika petugas pengamatan tidak menemukan tanda-tanda aktivitas pemantauan dari pos pantau Stasiun Klepu.
Pencuri Gergaji Gembok Pengaman
Setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut, ditemukan fakta mengejutkan bahwa gembok pagar dan bungker stasiun telah digergaji.
Empat buah aki yang menjadi sumber daya utama alat pemantau pun hilang tanpa jejak.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Liswanto, mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian ini.
"Modusnya pelaku cukup berani, mereka menggergaji gembok dan mengambil aki-aki tersebut," ujarnya Selasa 6 Agustus 2024.
Dan Berikut Daftar Barang yang Laporkan Hilang
- 2 Buah Solar Panel
- 1 Buah Regulator Solar Panel
- 6 Buah Accu
Alat Pemantau Kini Tidak Berfungsi
Hilangnya alat pemantau di Stasiun Klepu berdampak signifikan terhadap upaya pemantauan aktivitas Gunung Semeru.
Alat pemantau di Kopirejo, Kecamatan Wajak, yang sebelumnya terhubung dengan Stasiun Klepu, kini tidak dapat berfungsi dengan baik.
"Akibatnya, pemantauan aktivitas Gunung Semeru menjadi terkendala," jelas Liswanto.
Pemantauan Gunung Semeru Sangat Penting
Aksi pencurian alat pemantau Gunung Semeru merupakan tindakan yang sangat merugikan dan dapat berdampak buruk bagi upaya mitigasi bencana.
Hilangnya alat-alat vital ini menghambat pemantauan aktivitas gunung berapi yang sangat penting untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
Pemantauan Sementara Dialihkan
Untuk mengatasi kendala ini, petugas pemantauan Gunung Semeru saat ini memindahkan pos pemantauan ke Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Meskipun jaraknya cukup jauh, yakni sekitar 12 kilometer, namun pemantauan tetap dilakukan secara bergantian dengan sistem piket.
"Kami berharap kejadian ini dapat segera diatasi dan alat-alat yang hilang dapat segera ditemukan," pungkas Liswanto.