634 Hektar Lahan Pertanian Butuh Bantuan Sumur Bor, Sistem Pengairan Hanya Tadah Hujan  

Lahan Pertanian Yang Hanya Ditanami Saat Musim Hujan
Sumber :
  • Dovalent Vandeva Derico/VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Sebanyak 634 hektar lahan pertanian membutuhkan bantuan sumur bor. Selama ini, petani mengandalkan sistem pengairan tadah hujan.

Perbaiki Atap Musholla, Warga Alasbuluh Tersengat Listrik di Kepala

Sektor pertanian masih mendominasi pekerjaan mayoritas masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai Negara Agraris.

Namun kurangnya pasokan air bisa mengancam pasokan hasil pertanian secara Nasional jika tidak segera diatasi Pemerintah.

Pemkab Situbondo Tingkatkan Kemampuan Pemasaran Digital Generasi Z

Seperti yang ada di Desa Sidowangi Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi yang tidak bisa memanfaatkan secara optimal lahan pertanian yang ada.

"Lahan pertanian di sini hanya mengharapkan tadah hujan. Jadi dalam setahun hanya bisa panen sekali saat musim hujan saja. Padahal jika pasokan air cukup, bisa panen hingga 3 kali dalam setahun," Ujar Kades Sidowangi Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi Muansin

Krisis Air Bersih Melanda 4 Desa di Wongsorejo, Camat Tidak Merespon Konfirmasi

Dari 634 lahan pertanian yang ada, baru 20 persen saja yang bisa mendapatkan pasokan air pertanian secara mencukupi. Sedangkan sisanya masih kurang.

"Sejak bulan April, petani sudah tidak mendapatkan pasokan air karena musim hujan sudah berhenti. Padahal tanaman petani sedang masa pertumbuhan. Ini bisa berpengaruh pada hasil panen," tutur Muansin saat dihubungi banyuwangi.viva.co.id di kantornya.

Halaman Selanjutnya
img_title