Pengemudi Asal Jepara Putar Arah Akibat Akses Utama Jawa Bali Tertutup

Abu Rahman Warga Asal Jepara
Sumber :
  • Dovalent Vandeva Derico/VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi Kemacetan di jalur utama Jawa Bali yang belum terurai terus menimbulkan dampak. Sebuah keluarga terpaksa berputar arah mencari jalur lain dan terlambat lebih dari 6 jam.

Polri Tetapkan Aturan Baru untuk Calon Penumpang Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Jelang WWF Bali

Tidak pernah terbayang sedikit pun dalam benak Abu Rohman Asal Desa Sinanggul, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara akan mengalami drama dalam perjalanannya kali ini.

Abu Rahman bersama keluarganya berangkat dari Jepara sedianya akan menjenguk anak ketiga mereka, Nazala Riski di Pondok Pesantren Gontor di Blimbingsari Banyuwangi.

Polri Lakukan Pengecekan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Jelang WWF Bali

"Gara gara korona, saya tidak boleh jenguk anak di pondok. Sudah 3 tahun lamanya sudah pernah bertemu langsung. Ini rencananya mau ke pondok," ujar Abu Rahman saat dihubungi banyuwangi.viva.co.id

Rencana tinggallah rencana, setelah menempuh perjalanan 24 Jam. Abu Rahman terpaksa putar arah melalui jalur selatan akibat antrian mengular kendaraan lebih dari 15 kilometer menuju Pelabuhan Penyeberangan Ketapang Gilimanuk.

Jalur Gunung Gumitir Melepas Ketegangan Setelah 10 Jam Lumpuh Total

"Kami tidak menuju Bali tapi akses jalan terdekat yaa lewat utara sini. Tapi kayak gini kondisi macetnya, parah banget. Gak bisa lewat," ungkap Abu Rahman saat beristirahat di Masjid Desa Bajulmati, Kecamatan, Wongsorejo Banyuwangi.

Di areal Masjid tersebut, Abu Rahman berkenalan dengan seorang pengemudi Bus, Arif yang kemudian mengenalkan pada Saniadi. Seorang pengemudi bus lainnya.

Halaman Selanjutnya
img_title