Tingkatkan Kesiapsiagaan Warga, Banyuwangi Rutin Gelar Simulasi Evakuasi Bencana

Banyuwangi Gelar Simulasi Evakuasi Bencana
Sumber :
  • Dok. Pemkab Banyuwangi/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Pemkab Banyuwangi kembali menggelar simulasi evakuasi bencana gempa Megathrust di Dusun Purwosari, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung, Selasa 5 November 2024.

Difasilitasi Pemkab Pelajar SD Banyuwangi Juarai Kompetisi Coding Internasional di Korea

Simulasi ini dilakukan untuk mengedukasi kesiapsiagaan masyarakat menghadapi terjadinya bencana.

Buluagung dipilih sebagai lokasi simulasi lantaran masuk dalam wilayah yang berpotensi terdampak gempa megathrust.

Tinjau Ujian SKD CPNS Hari Terakhir, Sugirah Semangati Para Peserta

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan adanya gempa megathrust di wilayah pantai selatan Jawa, dengan tingkat destruktif yang cukup tinggi hingga bisa menyebabkan tsunami.

Di Jawa Timur terdapat 8 daerah di pesisir selatan yang berpotensi terdampak gempa megathrust, salah satunya Banyuwangi.

Pemkab Bersama BPVP Banyuwangi Terus Gelar Pelatihan Berbasis Kompetensi

"Simulasi ini sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Kita edukasi masyarakat bagaimana cara mitigasi dini saat terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami. Dengan persiapan yang baik, kita berharap bisa meminimalisir dampaknya. Namun kita berdoa agar bencana itu tidak terjadi," kata Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Danang Hartarto menjelaskan, dalam simulasi evakuasi ini BPBD memperkenalkan langkah-langkah mitigasi bencana.

Simulasi evakuasi gempa megathrust tersebut dimulai dengan skenario terjadinya gempa besar di laut selatan.

Sirine tanda bahaya berbunyi sebagai pertanda bahwa akan terjadi tsunami.

Warga yang sudah dibekali pengetahuan tentang prosedur evakuasi langsung bergerak menuju titik aman, yaitu dataran tinggi yang telah dipetakan sebagai lokasi evakuasi sementara.

Ada yang bergegas mengendarai motor.

Ada juga yang menunggu tumpangan di titik kumpul yang telah disepakati.

Misalnya, kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil dan anak-anak. Juga warga yang terluka maupun warga yang tidak memiliki kendaraan.

Danang menambahkan, selain simulasi Banyuwangi juga telah memasang Sistem Peringatan Dini atau Early Warning System (EWS) di 8 titik di sepanjang pesisir selatan.

Pemasangan ini dilakukan untuk memberikan peringatan dini jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami. "

Ada sepuluh lokasi yang telah dipasang alarm peringatan, mulai wilayah utara-selatan," kata Danang.

Alarm peringatan tsunami tersebut dipasang di Kampung Mandar, Blimbingsari, dan Pantai Satelit Muncar.

Ada juga di Kantor Pelabuhan Muncar, Grajagan, Lampon, dan Pancer, serta Rajegwesi.

“Setiap bulan kami lakukan uji coba untuk memastikan sistem peringatan dini tersebut berfungsi dengan baik jika terjadi keadaan darurat,” ujar danang.

Danang menyebut, selain di Buluagung, simulasi evakuasi mandiri bencana megathrust juga akan digelar di tiga wilayah lainnya di pesisir pantai selatan Jawa.

"Di antaranya, desa Grajagan Kecamatan Purwoharjo, Desa Kalipahit Kecamatan Tegaldlimo, dan Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar," pungkasnya.