5 Alasan Kalian Harus Mengunjungi Gunung Bromo

Wisata, VIVA Banyuwangi – Gunung Bromo adalah salah satu objek wisata yang paling menarik di Jawa Timur. Gunung ini terletak di empat kabupaten, yakni Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang. Gunung Bromo termasuk ke dalam salah satu gung berapi yang masih aktif di tanah air, hal ini bisa kalian lihat di kawahnya yang masih aktif mengepulkan asap. Gunung Bromo termasuk kedalam  kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, sebuah kawasan taman wisata pegunungan di Jawa Timur.

Bagi kalian yang sedang merencanakan untuk berwisata di Jawa Timur, tidak ada salahnya untuk mengunjungu kawasan ini. Sebebab kawasan ini memiliki beragam hal menarik yang sayang untuk dilewatkan. Berikut diantaranya.

Memiliki Pemandangan yang Megah

Pertama, Gunung Bromo dikenal karena memiliki pemandangan yang megah. Pemandangan ini terbentuk dari deretan pegunungan yang mengelilingi Gunung Bromo itu sendiri. Di sini, kalian akan melihat deretan lanskap pegunungan yang memanjakkan mata. tidak hanya itu, kalian juga bisa melihat hamparan padang pasir luas yang terhampar di kawasan ini.

Gunung Berapi yang Aman Dikunjungi

Kedua, Bromo meskipun termasuk sebagai salah satu gunung berapi aktif di Indonesia nayatanya masih aman untuk dikunjungi. Hal ini dikarenakan gunung ini tidak terlalu mengeluarkan aktivitas berbahaya seeprti Gunung Semeru atau Merapi dan gunung lainnya. oleh karena itu, para wisatawan merasa aman kala mengunjungi gunung ini. Selain itu, para wisatawan juga bisa berkunjung ke bagian kawah gunung. Disana para wisatawan akan melihat dengan jelas kawah Gunung Bromo seperti apa.

Kental dengan Kearifan Lokal

Halaman Selanjutnya

Gunung Bromo merupakan rumah bagi Suku Tengger. Suku ini tinggal di dataran tinggi gunung Bromo, Tengger dan Semeru. Jika kalian beruntung, kalian bisa melihat suku ini sedang melakukan Upacara Kasada, yakni melemparkan sesaji berupa hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo. Ritual ini sangat dinanti oleh para pengunjung karena kearifan tradisi dan kesakralannya. Upacara ini dilaksanakan sesuai dengan penanggalan Suku Tengger, yakni Bulan Ke-12 (Kasada).