Misteri dan Keindahan Gunung Merapi, Menelusuri Jejak Sejarah dan Budaya
- https://unsplash.com/photos/brown-trees-near-snow-covered-mountain-during-daytime-sPkG51m1q70
Wisata, VIVA Banyuwangi – Gunung merapi adalah gunung dengan ketinggian puncak sekitar 2.930 mdpl, yang terletak diwilayah Pulau Jawa khususnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai salah satu gunung yang aktif diwilayah Indonesia, Gunung Merapi termasuk kedalam proyek Decade Volcanoes untuk dekade ini.
Dengan sejarah geologi yang telah dipelajari sejak tahun 1989, gunung merapi memiliki proses pembentukan yang dibagi menjadi empat tahap: Pra-Merapi, Merapi Tua atau Merapi Purba, Merapi Pertengahan, dan Merapi Baru (Modern). Posisinya yang sangat strategis, gunung merapi menjadi fokus pemantauan dan mitigasi bencana gunung api. Dalam sejarahnya, gunung merapi telah meletus beberapa kali, termasuk letusan besar pada tahun 2010 yang menyebabkan banyak kerusakan dan kematian.
Gunung merapi bagian lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian sisi lainnya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Yakni Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Ada beberapa kejadian letusan yang tercatat sebagai sejarah letusan Gunung Merapi yang mulai diriwayatkan dari tahun 1006 hingga sekarang.
Tipe gunung ini memiliki potensi kebencanaan yang tinggi. Karena menurut catatan modern Gunung merapi telah mengalami erupsi setiap dua hingga lima tahun sekali. Selain itu pada kawasan lerengnya dikelilingi oleh permukiman yang padat penduduk. Bahkan pada ketinggian 1.700 meter dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak masih terdapat pemukiman penduduk. Gunung merapi merupakan salah satu gunung yang paling berbahaya, karena pada saat erupsi mengeluarkan awan panas yang dapat mengancam keselamatan penduduk sekitar.
Awan panas yang dikeluarkan oleh Merapi biasa disebut dan dikenal oleh masyarakat dengan sebutan “Wedhus Gembel”. Istilah “Wedhus Gembel” ini sudah lama digunakan oleh masyarakat yang ada di sekitar Merapi, bahkan sudah ada berabad-abad lamanya. Alasan penamaan “Wedhus Gembel” sendiri karena visual dari awan panas layaknya seperti domba-domba yang sedang menyusuri lereng gunung.
Selain mengenai sejarah gunung merapi, ada juga mengenai asal-usul gunung merapi. Pada suatu hari saat dimana Pulau Jawa masih berupa hutan belantara, hanya dihuni binatang buas dan golongan lelembut, para dewa di kahyangan tengah bingung memikirkan bagaimana cara membuat pulau ini menjadi seimbang. Pulau ini pada saat itu lebih condong ke arah barat, karena di barat ada banyak gunung yang menambah beban pulau ini.
Setelah berdiskusi yang cukup panjang, akhirnya para dewa di langit ketujuh itu pun sepakat untuk meletakkan suatu penyeimbang tepat di tengah-tengah pulau Jawa agar pulau ini tak terus menerus miring ke bagian barat. Mengapa penyeimbang tidak diletakan di bagian timur pulau?? Alasannya tak lain dan tak bukan karena tidak ada penyeimbang yang bisa dipindahkan ke daerah itu dengan beralasan sangat jauh dan membutuhkan waktu yang lama untuk memindahkannya.