Motif Batik Tujuh Rupa Khas Pekalongan, Kawinan Budaya Indonesia dan China
- lazada.id
Budaya, VIVA Banyuwangi – Indonesia dikenal dengan kekayaan motif batik yang melimpah, dengan setiap daerah memiliki karakteristiknya sendiri.
Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menjadi salah satu sorotan karena keberagaman motif batiknya yang memukau, hasil dari perpaduan budaya lokal dengan unsur etnis Cina yang khas.
Sejarah Pekalongan yang terletak di Pantai Utara Pulau Jawa sebagai pusat perdagangan dari berbagai negara, termasuk Cina, memberikan pengaruh besar dalam perkembangan batik di kota ini.
Pekalongan diakui sebagai salah satu produsen batik terbesar dan dijuluki sebagai Desa Batik Indonesia. Di antara beragam motif batik yang diproduksi di sini, Motif Batik Tujuh Rupa menjadi ciri khas yang mencerminkan kehidupan masyarakat Batik Pekalongan.
Pengertian Motif Batik Tujuh Rupa
Batik Tujuh Rupa adalah batik dengan motif gradasi alam yang umumnya menggambarkan berbagai elemen alam seperti pepohonan atau binatang.
Motif ini terinspirasi dari motif pepohonan yang ditemukan pada keramik Cina, yang kemudian dikombinasikan dengan fauna seperti kupu-kupu, naga, serta berbagai jenis burung. Motif-motif tersebut dihiasi dengan warna-warna cerah yang membuat Batik Tujuh Rupa begitu memikat.
Filosofi di Balik Batik Tujuh Rupa
Setiap motif batik memiliki makna tersendiri, termasuk Batik Tujuh Rupa yang melambangkan kelembutan dan kedamaian. Motif ini juga mencerminkan adaptasi masyarakat pesisir Jawa terhadap berbagai pengaruh budaya luar.
Akulturasi adat pada motif Batik Tujuh Rupa menjadikannya istimewa dan menarik, serta menjadi ciri khas khusus dari Pekalongan.
Keanekaragaman motif batik yang ada di berbagai daerah menjadi ikon dari keragaman dan kekayaan budaya Indonesia. Batik bukan hanya sekadar objek visual yang indah, tetapi juga mengandung makna mendalam di setiap motifnya.