Keajaiban Budaya di Blangpidie Mengungkap Pesona Tradisi, Tari, dan Ritual Aceh Barat Daya

Mengungkap Pesona Tradisi, Tari, dan Ritual Aceh Barat Daya
Sumber :
  • koropak.id

Budaya, VIVA Banyuwangi –Kabupaten Blangpidie, Aceh Barat Daya, menyimpan sejuta pesona budaya yang memukau.

Terletak di ujung barat Pulau Sumatera, daerah yang juga dikenal dengan sebutan "Breuh Sigupai" ini memiliki beragam tradisi, tari, dan ritual unik yang menjadi warisan leluhur.

Mari kita telusuri kekayaan budaya Blangpidie yang menarik untuk dijelajahi.

Tari Manoe Pucok: Simbol Keharmonisan dalam Pernikahan

Salah satu tradisi yang paling mencolok di Blangpidie adalah Tari Manoe Pucok.

Tarian ini merupakan bagian penting dalam ritual pernikahan masyarakat Aceh Barat Daya.

Dimainkan sehari sebelum akad nikah di kediaman mempelai wanita, Tari Manoe Pucok melambangkan nasehat orang tua kepada anak yang akan menikah.

Gerakannya yang lemah gemulai diiringi syair-syair penuh makna, menjadikan Tari Manoe Pucok sebuah simbol keharmonisan dan harapan akan kebahagiaan dalam berumah tangga.

Tidak semua masyarakat Blangpidie menyelenggarakan tradisi ini, biasanya hanya keluarga yang mampu.

"Tari Manoe Pucok bukan hanya sekadar tarian, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur masyarakat Aceh Barat Daya," ungkap seorang budayawan setempat.

Ratéb Meuseukat Zikir dalam Gerak dan Syair

Selain Tari Manoe Pucok, Blangpidie juga memiliki tradisi Ratéb Meuseukat.

Ratéb Meuseukat adalah sebuah ritual zikir yang diiringi dengan gerakan dan syair-syair pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh kaum perempuan setelah selesai mengaji pada malam hari. R

atéb Meuseukat berkembang pesat di daerah Meudang Ara Rumoh Baro, Aceh Barat Daya.

"Ratéb Meuseukat adalah bentuk ekspresi keagamaan yang menyentuh hati," ujar seorang pelaku Ratéb Meuseukat.

Upacara Adat Merajut Kebersamaan dan Identitas

Masyarakat Blangpidie juga memiliki beragam upacara adat yang masih dilestarikan hingga kini.

Adalah upacara adat kenduri blang, sebuah ritual syukuran sebelum memulai musim tanam padi.

Upacara ini bertujuan untuk memohon keberkahan dan hasil panen yang melimpah.

Masyarakat berkumpul di sawah, membawa berbagai hidangan, dan berdoa bersama dipimpin oleh tokoh agama setempat.

"Upacara adat adalah perekat sosial yang mempererat tali persaudaraan antar warga," kata seorang tetua adat.

Kekayaan Kuliner Kelezatan yang Menggugah Selera

Tak lengkap rasanya jika membahas budaya Blangpidie tanpa mencicipi kuliner khasnya.

Hidangan yang wajib dicoba adalah "Asam Keueng", sejenis gulai ikan dengan cita rasa asam pedas yang segar.

Selain itu, terdapat pula "Bu Kulah", kue tradisional berbahan dasar tepung beras dan gula merah yang gurih dan manis.

"Kuliner Blangpidie kaya akan rempah-rempah, mencerminkan kekayaan alam dan kearifan lokal," tutur seorang pakar kuliner.

Melestarikan Budaya untuk Generasi Mendatang

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya terus berupaya melestarikan kekayaan budaya daerah.

Berbagai festival dan lomba seni budaya rutin diselenggarakan untuk memperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap warisan leluhur.