Kue Bikang Jadul, Jajanan Tradisional Pasuruan yang Tetap Digandrungi

Kue bikang yang memikat hati
Sumber :
  • Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi

Kuliner, VIVA Banyuwangi –Meski zaman terus berkembang, kue bikang jadul tetap menjadi salah satu jajanan tradisional yang paling dicari oleh masyarakat. Keberadaan kue ini di tengah-tengah gempuran makanan modern menunjukkan bahwa cita rasa tradisional tak pernah kehilangan tempat di hati penikmatnya. Apalagi dengan variasi rasa kekinian, kue bikang semakin menggoda siapa saja yang mencobanya.

Endang Lestari, seorang ibu tiga anak yang tinggal di Desa Sumberdawe, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, menjadi salah satu pelestari kue bikang jadul. Di lapak kecilnya, Endang dengan cekatan membuat kue bikang dengan berbagai rasa. “Iya, ini sudah saya rintis sejak dua tahun terakhir. Prosesnya mudah, dan banyak yang suka karena ada berbagai rasa,” ujar Endang, sambil menunjukkan adonan kue bikang yang siap dicetak.

Proses Pembuatan yang Sederhana, Rasa yang Istimewa

Pembuatan kue bikang sebenarnya cukup sederhana. Tepung beras yang menjadi bahan dasar dicampur dengan gula dan air, lalu diolah menjadi adonan lembut. Untuk menambah cita rasa, Endang menambahkan bahan-bahan seperti keju, cokelat, nangka, atau durian ke dalam adonan. Setelah itu, adonan dituangkan ke dalam cetakan yang sudah dipanaskan menggunakan kompor.

Dalam sehari, Endang menghabiskan sekitar 6 hingga 8 kilogram tepung beras untuk memenuhi permintaan pelanggan. Proses pembuatan yang sederhana ini tetap mempertahankan keaslian rasa, meskipun variasi rasa modern ditambahkan. "Kalau soal rasa, jangan khawatir. Kue bikang jadul ini nggak kalah dengan kue modern," kata Endang dengan penuh percaya diri.

Laris Manis dalam Waktu Singkat

Tidak mengherankan jika kue bikang buatan Endang selalu habis dalam waktu singkat. Dalam dua jam saja, seluruh kue bikang yang dibuatnya bisa ludes terjual. Harga yang terjangkau menjadi salah satu daya tarik utama. Untuk satu porsi berisi enam kue bikang original, pelanggan hanya perlu merogoh kocek Rp10.000. Sedangkan untuk kue bikang dengan rasa tambahan, seperti keju atau durian, harganya hanya Rp15.000 per porsi.

Rosita, salah satu pelanggan setia Endang, mengungkapkan kepuasannya. “Iya, saya sering beli di sini. Rasanya enak sekali. Meski jadul, tapi tetap menang kalau dibandingkan kue lainnya,” katanya sambil membawa beberapa porsi kue bikang untuk keluarganya.

Pelestarian Jajanan Tradisional di Tengah Modernisasi

Keberadaan kue bikang seperti yang dijual Endang tak hanya menjadi pengobat rindu bagi para penikmat jajanan tradisional, tetapi juga bagian dari upaya pelestarian budaya kuliner lokal. Di era di mana makanan cepat saji dan kudapan modern mendominasi, kue bikang tetap bertahan sebagai simbol kelezatan khas Jawa yang penuh kenangan.

Sejak dirintis pada tahun 1990-an, kue bikang milik Endang telah menjadi ikon di Desa Sumberdawe. Tak jarang, pembeli datang dari luar desa untuk mencicipi kelezatan kue ini. Keunikan tekstur dan cita rasanya membuat kue bikang selalu menjadi pilihan tepat untuk dinikmati bersama keluarga atau sebagai oleh-oleh khas Pasuruan.

Pilihan Rasa yang Menggoda Selera

Salah satu inovasi yang dilakukan Endang adalah menghadirkan varian rasa yang beragam. Tidak hanya rasa original, tetapi juga rasa-rasa kekinian seperti keju, cokelat, nangka, hingga durian. “Variasi rasa ini sengaja saya tambahkan biar bisa menarik lebih banyak pembeli, terutama generasi muda yang mungkin belum terlalu kenal kue bikang,” tambah Endang.

Keunikan rasa ini tidak hanya membuat kue bikang tetap relevan di berbagai kalangan, tetapi juga memperkenalkan jajanan tradisional kepada generasi muda. Inovasi sederhana ini berhasil menjadikan kue bikang sebagai alternatif jajanan yang menarik dan terjangkau.

Kue Bikang, Kebanggaan Kuliner Pasuruan

Kue bikang tak hanya sekadar jajanan, tetapi juga bagian dari identitas kuliner Pasuruan. Kelezatannya yang tak lekang oleh waktu membuktikan bahwa makanan tradisional tetap memiliki tempat istimewa di tengah modernisasi.

Dengan harga yang ramah di kantong, rasa yang menggugah selera, serta kehadiran varian rasa yang menarik, tak heran jika kue bikang jadul terus menjadi favorit di Kabupaten Pasuruan. Seperti yang diungkapkan Endang, “Saya senang sekali melihat orang menikmati kue bikang ini. Semoga bisa terus dikenal dan disukai banyak orang.”