Jangan Suka Oversharing! Ini Dampak Buruknya Menurut Psikologi

Dampak oversharing menurut psikologi
Sumber :
  • www.freepik.com

Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Pernahkah kamu bertemu seseorang yang baru dikenal, tapi langsung menceritakan masalah hidupnya yang sangat pribadi? Atau mungkin kamu sendiri tanpa sadar seringkali berbagi informasi detail tentang kehidupanmu di media sosial?

Berbagi cerita memang bisa membuat kita merasa terhubung dengan orang lain. Tapi, tahukah kamu kalau terlalu banyak berbagi atau oversharing ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental?

Di era media sosial yang serba cepat ini, batasan antara privasi dan konsumsi publik menjadi semakin kabur. Apa saja yang kita bagikan di dunia maya dapat dilihat oleh siapa saja, bahkan berpotensi disalahgunakan.

Yuk, kita pahami tentang bahaya oversharing dari sudut pandang psikologi. Siapa tahu, setelah membaca artikel ini, kamu jadi lebih bijak dalam menjaga privasi dan kesehatan mentalmu.

Apa Itu Oversharing?

Oversharing adalah tindakan berbagi informasi pribadi yang terlalu banyak dan detail, bahkan yang seharusnya tidak perlu diketahui oleh orang lain. Informasi ini bisa berupa masalah keluarga, hubungan asmara, keuangan, atau hal-hal pribadi lainnya yang seharusnya dijaga kerahasiaannya.

Mengapa Kita Suka Oversharing?

Secara psikologis, ada beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan oversharing:

1.      Kebutuhan akan Validasi dan Penerimaan

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan pengakuan dan penerimaan dari orang lain. Di era media sosial, oversharing bisa menjadi cara untuk mencari validasi dari orang lain melalui like, komentar, atau perhatian yang diberikan. Seseorang mungkin merasa lebih percaya diri dan berharga ketika mendapatkan banyak perhatian setelah berbagi informasi pribadi.