Mie Aceh: Kelezatan Warisan Endatu yang Mendunia

Mie Aceh: Kelezatan Warisan Endatu yang Mendunia
Sumber :
  • along walker

Kuliner, VIVA BanyuwangiMie Aceh, siapa yang tak kenal? Kuliner legendaris ini telah menjadi ikon kuliner Aceh yang mendunia.

Dengan cita rasa pedas, gurih, dan kaya rempah, Mie Aceh mampu menggoyang lidah siapapun yang mencicipinya. 

Namun, tahukah Anda sejarah dan keunikan di balik kelezatannya? Mari kita telusuri lebih dalam!

Sejarah dan Perkembangan Mie Aceh

Mie Aceh lahir dari perpaduan budaya yang kaya di Aceh. 

Pengaruh kuliner India dan Tiongkok terlihat jelas pada penggunaan mie kuning tebal yang direbus, kemudian ditumis dengan bumbu rempah yang melimpah.

Beberapa sejarawan kuliner berpendapat bahwa Mie Aceh mulai populer di kalangan masyarakat sekitar abad ke-15, seiring dengan berkembangnya perdagangan di Selat Malaka.

Awalnya, Mie Aceh hanya disajikan dengan daging sapi.

Namun, seiring berjalannya waktu, variasi topping pun berkembang, mulai dari daging kambing, ayam, hingga seafood seperti udang dan cumi.

Potensi Mie Aceh di Kancah Kuliner

Mie Aceh memiliki potensi yang sangat besar, baik di kancah kuliner nasional maupun internasional. 

Berikut beberapa faktor pendukungnya

- Cita rasa unik dan autentik: Perpaduan rempah yang khas, mie kuning yang kenyal, dan topping yang beragam menciptakan sensasi rasa yang tak terlupakan.

- Kaya akan rempah:  Rempah-rempah yang digunakan dalam Mie Aceh, seperti kapulaga, cengkeh, dan kayu manis, tidak hanya menambah cita rasa, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan.

- Fleksibel dan mudah dimodifikasi: Mie Aceh dapat disajikan dalam berbagai variasi, mulai dari mie goreng, mie rebus, hingga mie kuah.  Toppingnya pun dapat disesuaikan dengan selera, mulai dari daging,  seafood, hingga vegetarian.

- Permintaan yang terus meningkat: Popularitas Mie Aceh terus meningkat, baik di Indonesia maupun di mancanegara. 

Hal ini terbukti dari banyaknya restoran Aceh yang bermunculan di berbagai kota di Indonesia dan di luar negeri.

Data dari Asosiasi Pengusaha Kuliner Aceh (APKA) tahun 2023 menunjukkan peningkatan penjualan Mie Aceh sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Hal ini menunjukkan bahwa Mie Aceh memiliki pasar yang  luas dan potensial.

Informasi Lengkap Mie Aceh

- Jenis: Mie kuning tebal

- Bumbu: Bawang merah, bawang putih, cabai merah, jahe, kunyit,  lengkuas, ketumbar, jintan, merica, kapulaga, cengkeh, kayu manis, pala,  dan serai.

- Topping: Daging sapi, daging kambing, ayam, udang, cumi, dan telur.

- Pelengkap: Acar bawang merah, emping, kerupuk, dan sambal.

- Cara penyajian: Disajikan panas dengan kuah kental atau digoreng kering.

Bahan-bahan Mie Aceh:

- Mie: 500 gram mie kuning tebal

- Daging: 300 gram daging sapi, potong dadu

- Udang: 200 gram udang, kupas kulit

- Cumi: 200 gram cumi, bersihkan dan potong cincin

- Telur: 2 butir telur ayam

- Bawang merah: 10 siung

- Bawang putih: 5 siung

- Cabai merah: 20 buah

- Jahe: 2 ruas jari

- Kunyit: 2 ruas jari

- Lengkuas: 2 ruas jari

- Ketumbar: 1 sendok teh

 - Jintan: 1 sendok teh

 - Merica: 1 sendok teh

 - Kapulaga: 3 butir

- Cengkeh: 3 butir

- Kayu manis: 1 batang kecil

- Pala: 1/2 butir

- Serai: 2 batang

- Minyak goreng: Secukupnya

- Garam: Secukupnya

- Gula: Secukupnya

- Kecap manis: Secukupnya

- Air: Secukupnya

Cara Membuat Mie Aceh

- Rebus mie kuning hingga matang, tiriskan.

- Haluskan bumbu: bawang merah, bawang putih, cabai merah, jahe,  kunyit, lengkuas, ketumbar, jintan, dan merica.

- Tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan kapulaga, cengkeh, kayu manis, pala, dan serai. Aduk rata.

- Masukkan daging, udang, dan cumi. Masak hingga berubah warna.

- Tambahkan telur, orak-arik hingga matang.

- Masukkan mie, aduk rata.

- Tambahkan garam, gula, dan kecap manis. Aduk rata.

- Tuang air, masak hingga kuah mengental  atau mie kering sesuai selera.

- Angkat dan sajikan dengan acar bawang merah, emping, kerupuk, dan  sambal.

Eksistensi Mie Aceh di Era Modern

Di era modern ini, Mie Aceh  tidak hanya ditemukan di warung-warung  kaki lima di Aceh. 

Berbagai restoran dan kafe modern juga menyajikan Mie Aceh dengan  berbagai variasi dan presentasi yang menarik.

Bahkan, Mie Aceh juga  telah merambah ke  dunia digital. Banyak usaha  mikro, kecil, dan  menengah (UMKM) yang menjual Mie Aceh secara online  melalui platform media sosial dan e-commerce. 

Hal ini menunjukkan bahwa Mie Aceh mampu beradaptasi dengan  perkembangan zaman dan tetap eksis di hati masyarakat.