DAM Jebol, Upaya Pemerintah Tidak Maksimal, Petani Rencanakan Galang Koin

Lahan Pertanian Yang Kering Akibat Tidak Ada Air
Sumber :
  • Achmad Fuad Afdlol/viva banyuwangi

Lumajang, VIVA Banyuwangi - Pasca jebolnya DAM Gambiran akibat banjir tahun 2021 lalu, hingga saat ini belum ada tindakan nyata dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang secara maksimal, hingga masyarakat petani akan melakukan penggalangan koin.        

Sebab menurut sejumlah petani wilayah Desa Boreng, Desa Blukon, Desa Galingan dan Kelurahan Rogotrunan, apa yang dilakukan Pemkab Lumajang melalui Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Lumajang terbukti tidak bisa bermanfaat bagi masyarakat petani.

"Ada beberapa upaya yang telah dilakukan namun gagal dan buang-buang anggaran, seperti pengadaan rumah pompa dengan anggaran Rp 154 juta yang sampai sekarang mangkrak tidak terpakai, pembangunan Groundsil (Bronjong) yang menelan anggaran Rp 200 juta yang semuanya bersumber dari APBD tahun 2023, dengan cara Penunjukan Langsung (PL)," kata salah satu petani asal Kelurahan Rogotrunan, Lutfi, kepada media ini, Senin (31/7/2023).

Upaya pemerintah untuk menaikkan air dari Kali Asem ke pintu air, terbukti gagal, setelah petani melihat sendiri pekerjaan sudah selesai, namun air yang ditunggu-tunggu belum kunjung mengalir ke lahan area persawahan seluas 300 hektar lebih.

"Kami para petani berencana mengadakan aksi penggalangan koin di jalanan untuk pembangunan DAM Gambiran secara mandiri, karena kami anggap pemerintah tidak serius untuk mengatasi permasalahan petani yang sudah 2 tahun lebih ini," keluhnya.

Sebelumnya, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, pada tanggal 5 Juli 2021 lalu, sempat berjanji kepada para petani ketika berkunjung di DAM Gambiran, yang akan segera dibuatkan tanggul sementara, supaya air bisa naik mengairi sawah mereka.

Bupati Lumajang, waktu itu menjelaskan kepada Kepala DPUTR Kabupaten Lumajang, kalau akan dibuatkan tanggul sementara, yang penting airnya mengalir dulu ke sawahnya, sambil menunggu anggaran dari Pemprov Jawa Timur melalui BTT bencana, yang waktu itu sedang di koreksi di Pemprov.