Laporan Gejala Covid-19, Dinkes Akui Kesulitan Identifikasi
- Fitri Anggiawati/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Kasus Covid-19 muncul lagi usai beberapa waktu redam. Kasus awalnya terjadi lonjakan di Singapura, berlanjut ke Malaysia dan kini ditemukan di Indonesia yaitu di Kota Jakarta.
Terkait hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi mengungkapkan bahwa apabila melihat dari sisi gejala, ada banyak masyarakat Banyuwangi yang mengalami, namun tenaga medis kesulitan mengidentifikasi sebab pasien menolak proses swab.
“Jadi kita tidak bisa memastikan apakah yang bersangkutan (positif) Covid-19 atau tidak,” kata Plt Kepala Dinkes Banyuwangi Amir Hidayat kepada Banyuwangi.viva.co.id.
Namun demikian, pihaknya telah melakukan upaya-upaya antisipasi dan peringatan agar Banyuwangi mewaspadai agar tidak ada peningkatan kasus Covid-19.
Diakuinya, penyebaran Covid-19 hanya menunggu waktu untuk tersebar dari Jakarta sampai ke Jawa Timur.
“Menurut rilis WHO, kasus Covid-19 tersebut varian omicron sub varian eris EG.5 dan EG.2. Yang terbaru ada EG 5.1, ada turunannya lagi HK.3,” urai Amir.
Sub varian eris disebutnya memiliki kecepatan penyebaran yang tinggi, sehingga kemudian pihaknya akan mengeluarkan imbauan masyarakat meningkatkan kekebalan tubuh serta menyiapkan vaksinasi, terutama bagi yang belum menerima suntikan booster kedua.
Ia juga berharap masyarakat dapat melaksanakan kembali anjuran protokol kesehatan, salah satunya terkait penggunaan masker terutama bagi yang sakit.
Warga yang sedang sakit dan memiliki gejala batuk, pilek atau demam, ia mohon untuk tidak keluar rumah. Kalau harus keluar rumah pakai masker dan jaga jarak.
“Terutama juga terkait etika bersin. Karena masih banyak yang bersin sembarangan,” pintanya.
Kewaspadaan Dinkes Banyuwangi juga ditingkatkan karena menjelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan ada peningkatan mobilisasi warga sehingga potensi penyebaran juga kian tinggi.