GKM: Menjadi Jembatan Pendidikan bagi Anak-anak di Pinggiran Kendari

Gerakan Kendari Mengajar (GKM)
Sumber :
  • Dok. Gerakan Kendari Mengajar (GKM)/ VIVA Banyuwangi

Kendari, VIVA Banyuwangi – "Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, terlepas dari latar belakang dan lokasi mereka." Prinsip inilah yang mendorong Asniwun Nopa dan rekan-rekannya mendirikan Gerakan Kendari Mengajar (GKM) pada tahun 2013.

GKM berfokus pada penyediaan pendidikan non-formal bagi anak-anak di daerah pinggiran Kota Kendari yang minim akses terhadap pendidikan formal, serta pembinaan bagi anak-anak yang putus sekolah. Melalui berbagai program inovatif, GKM berupaya memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi diri.

"GKM melakukan kegiatan pendidikan non-formal dan mendirikan daerah binaan di tempat-tempat seperti Kampung Mandiri Energi di TPAS Puuwatu, Kendari. Inovasi ini menjawab kebutuhan pendidikan (literasi dasar) di daerah yang seringkali tidak tersentuh oleh sistem pendidikan formal," jelas Asniwun, Co-Founder GKM.

Beberapa inovasi yang dikembangkan oleh GKM antara lain:

Pendidikan Berbasis Daerah Pinggiran: GKM mendirikan daerah binaan di wilayah-wilayah terpencil, seperti Kampung Mandiri Energi di TPAS Puuwatu, untuk memberikan pendidikan non-formal bagi anak-anak di sana.

Pembinaan Berkelanjutan untuk Anak Putus Sekolah: GKM merancang program pendidikan yang menarik dan mudah dipahami bagi anak-anak putus sekolah, dengan materi yang inspiratif dan kreatif.

Pemberdayaan Relawan dan Sistem Kaderisasi: GKM memiliki struktur organisasi yang kuat dengan puluhan relawan aktif yang direkrut dan dilatih secara berkala untuk menjamin keberlanjutan program.

Pemanfaatan Teknologi untuk Pendidikan: GKM memanfaatkan teknologi sederhana, seperti smartphone dan komputer, untuk membantu anak-anak belajar dan mengenalkan mereka pada dunia digital.

Proyek Sosial Tahunan: GKM rutin melaksanakan proyek sosial tahunan di bidang pendidikan dengan tujuan menjangkau daerah-daerah terpencil di Sulawesi Tenggara.

"Gerakan Kendari Mengajar (GKM) memilih inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan tersebut dengan berbagai alasan strategis yang berkaitan dengan misi dan tujuan mereka dalam menciptakan dampak sosial yang positif, terutama di daerah terpencil dan terpinggirkan di kota kendari, yakni mengatasi kesenjangan akses Pendidikan dengan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan," kata Asniwun.

Dampak dari kegiatan GKM sangat signifikan. GKM berhasil meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak di daerah binaan, membantu mereka mengembangkan keterampilan dasar, memperluas pengetahuan, meningkatkan rasa percaya diri, dan memberikan literasi teknologi.

GKM juga berhasil membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung keberlanjutan program.

"Kami bersyukur atas dukungan dari berbagai pihak, termasuk Astra yang telah memberikan apresiasi kepada GKM pada tahun 2018," ungkap Asniwun.

Penghargaan ini semakin memotivasi Gerakan Kendari Mengajar untuk terus berjuang mewujudkan pendidikan yang merata bagi semua anak Indonesia.