Menghadapi Tantangan Modernisasi, Pasar Jajag Banyuwangi Berjuang untuk Bertahan

Lapak Pasar Jajag Koondisi Rusak
Sumber :
  • jumroini subhan

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi - Pasar Jajag dahulu menjadi favorit warga karena pedagangnya yang menawarkan berbagai jenis barang dagangan, namun kini terlihat sepi dan tak berpenghuni. Pasar Jajag telah berdiri sejak tahun 1981 dan merupakan perpindahan dari pasar setamplat yang dulunya berlokasi di desa Jajag.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan, pasar setamplat dipindahkan ke Pasar Daerah yang terletak di Desa Jajag, tepatnya di sebelah barat dekat dengan terminal Jajag.

Sejumlah toko di pasar Jajaq tutup dan rusak

Photo :
  • jumroini subhan

Tujuan pemindahan tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat baik yang berstatus kecil, menengah maupun atas.

Pasar legendaris ini terletak di Jalan Raya Yos Sudarso, Dusun Kampung Baru, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pasar ini buka mulai pukul 05.00 hingga 14.00 WIB.

Salah satu staf pasar Jajag mengungkapkan bahwa saat ini banyak lapak di pasar yang kosong karena banyaknya toko modern dan pedagang sayur keliling yang langsung mendatangi tempat atau rumah warga.

"Saat ini banyak lapak dan toko di pasar Jajag yang tidak terisi karena kalah bersaing dengan toko modern dan pedagang keliling," jelas salah satu staf yang enggan disebut namanya.

Pasar Jajag memiliki luas sekitar 2.690 m², dengan jumlah kios atau los sebanyak 503. Dari jumlah tersebut, terdapat 4 kios, 465 los, dan 34 gedung toko. Jumlah pedagang yang berjualan di pasar ini sebanyak 344 pedagang.

Kondisi pertokoan di pasar jajag banyak yang tutup

Photo :
  • jumroini subhan

Pedagang di pasar Jajag menjual berbagai jenis barang dagangan seperti sembako, sayuran, buah-buahan, barang pecah belah (perkakas rumah tangga), daging, dan ikan.

Di lokasi pasar terlihat banyak toko dan lapak yang kosong, bahkan beberapa di antaranya juga rusak.

Slamet Santoso, seorang pemerhati kebijakan pemerintah saat mengunjungi dan melihat Pasar Jajag mengatakan, banyaknya toko dan lapak yang kosong bahkan beberapa di antaranya rusak, ia menyampaikan kekhawatirannya.

"Saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Mengapa pemerintah tidak segera merencanakan pembangunan atau pembenahan agar tempat ini dapat segera digunakan oleh para pedagang mau pun umkm dan jangan dengan toko modern," jelasnya.

Menurutnya, Pasar Jajag dulunya tempat belanja yang lengkap. Segala kebutuhan seperti seragam sekolah, kain dan baju, keperluan dapur, serta barang pecah belah dapat ditemukan di pasar Jajag.

Bangunan yang tidak disewa oleh pedagang terlihat rusak. Slamet berharap agar segera ada perbaikan atau bahkan pembongkaran agar bangunan tersebut tidak dimanfaatkan oleh warga yang tidak bertanggung jawab.

"Jika bangunan ini sudah tidak berfungsi, sebaiknya dibongkar atau dibangun baru agar tidak dimanfaatkan oleh kelompok warga yang tidak bertanggung jawab. Bangunan ini bisa saja digunakan untuk kegiatan yang tidak pantas oleh anak-anak mabuk atau berbuat mesum," kata Slamet Santoso yang juga dikenal sebagai Mbah Geger.

Slamet Santoso menambahkan bahwa Bupati Banyuwangi harus turun langsung untuk melihat kondisi Pasar Jajag dan menjadikan pemulihan pasar ini sebagai prioritas agar program umkm dapat meningkat. Setidaknya, pasar ini perlu diperbaiki atau dibangun kembali.