Jeritan Warga Sidodadi: Air Semakin Langka, Kehidupan Semakin Sulit

Warga Dusun Curahsawo, Desa Sidodadi Ernawati
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Musim kemarau panjang yang belum juga berakhir telah memberikan dampak besar pada ketersediaan air bersih di banyak daerah, termasuk di Desa Sidodadi, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Masyarakat kini harus berhemat dalam penggunaan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di tengah keterbatasan ini, warga Desa Sidodadi mengurangi frekuensi mandi menjadi dua kali sehari demi menghemat penggunaan air bersih.

Selain itu, mereka juga harus bijak dalam menggunakan air untuk keperluan rumah tangga lainnya, seperti mencuci pakaian dan memasak.

Tidak sedikit yang memilih mencuci baju dalam jumlah besar sekaligus untuk mengurangi konsumsi air.

Krisis Air Bersih di Desa Sidodadi

Banyak sumur warga di Desa Sidodadi yang mengering akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

Beberapa sumber air, yang biasanya dapat diandalkan selama musim kemarau, kini nyaris tak dapat digunakan lagi.

Kondisi semakin parah ketika pasokan air dari sungai utama di desa terhenti akibat adanya perbaikan saluran irigasi.

“Air sumur semakin mengering. Sudah sebulan ini susah dapat air bersih dari sumur saya,” tutur Ernawati, warga Dusun Curah Sawo, Desa Sidodadi. Ernawati, seperti banyak warga lainnya, merasa kesulitan mengatur kebutuhan air yang sangat terbatas.

Tindakan Cepat Pemerintah Desa dan BPBD

Menanggapi situasi ini, Pemerintah Desa Sidodadi segera mengambil langkah cepat dengan mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi.

Kepala Desa Sidodadi, Sidiq Wibisono, menyampaikan bahwa permintaan ini sangat mendesak, mengingat kondisi masyarakat yang semakin membutuhkan air bersih untuk kebutuhan pokok mereka.

Sebagai respon, BPBD Banyuwangi mengirimkan setidaknya 5.000 liter air bersih ke Desa Sidodadi untuk dibagikan kepada warga.

Distribusi air dilakukan di beberapa titik di desa, seperti di Dusun Curah Sawo dan Dusun Krajan.

“Alhamdulillah, hari ini agak terbantu dengan adanya bantuan air bersih. Ini baru pulang dari antri air bersih,” kata Ernawati dengan nada lega.

Menurut Sidiq Wibisono, bantuan ini sangat berarti bagi warga Desa Sidodadi yang rata-rata merupakan petani dan pekerja harian.

"Banyak masyarakat di sini yang bekerja sebagai buruh tani, sehingga jadwal mereka padat. Maka dari itu, kami bersama BPBD melakukan pendekatan jemput bola untuk mendistribusikan air langsung ke lokasi warga,” ujarnya.

Pemerintah desa dan BPBD Banyuwangi juga memastikan distribusi air bersih ini dilakukan secara merata dan teratur di seluruh wilayah desa.

Antusiasme Warga Menyambut Bantuan Air

Bantuan air bersih yang disalurkan mendapat sambutan positif dari warga Desa Sidodadi.

Masyarakat secara antusias menyiapkan wadah penampungan di lokasi-lokasi yang telah ditentukan untuk memastikan bahwa setiap rumah tangga dapat memperoleh air yang cukup.

Sidiq Wibisono menyampaikan, “Alhamdulillah, banyak antusias warga yang menyiapkan tempat penampungan. Kami sangat berterima kasih kepada BPBD yang cepat tanggap membantu warga kami.”

Bagi masyarakat Desa Sidodadi, bantuan air bersih ini bukan hanya soal kebutuhan sehari-hari, tetapi juga bentuk perhatian pemerintah terhadap kondisi mereka.

Kehadiran BPBD Banyuwangi di lapangan bersama perangkat desa menjadi bukti nyata bahwa pemerintah berkomitmen untuk membantu warga mengatasi dampak dari kemarau panjang yang melanda.