Telur Asin Mini Karya Khas Warga Banyuwangi, Rasanya Bikin Ketagihan

Siti Yulaika Pengusaha telur asin mini
Sumber :
  • M Romi Syahroni / VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi -Telur puyuh identik dengan kuliner yang tersaji di angkringan yaitu sate telur, sedangkan telur asin, umum dengan bahan dasar dari telur bebek.

Namun, seorang warga Banyuwangi, Jawa Timur, menyulap keduanya menjadi sebuah inovasi unik yaitu telur asin puyuh. Mini, asin, gurih nan sedap, bisa langsung dihap.

Begitulah simpel dan lezatnya ketika menikmati kuliner telur asin puyuh tersebut.

Cangkang yang mudah terkelupas, tekstur telur yang lembut. Punya sensasi asin sedap ringan, putih dan kuningnya menyatu dalam tiap kunyahan.

Bayangkan telur asin puyuh, bentuknya kecil dengan rasa asin, gurih yang begitu sedap, sudah sama seperti camilan kacang asin saja.

Ya karena memang itulah yang diharapkan dari sang penciptanya, warga Dusun Lateng, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Siti Yulaika.

Siti, panggilan akrabnya itu, mengungkap ide dari telur asin puyuh itu hanya sekedar mencoba-coba, pasalnya ia bersama putranya dulunya pernah memiliki usaha ternak burung puyuh.

Dan berharap nilai tawar dari telur puyuh dapat meningkat karena menjadi bahan siap konsumsi.

“Awalnya iseng-iseng apakah telur puyuh dapat dijadikan telur asin sama seperti telur bebek gitu,” katanya, Kamis (10/8/2023).

Telur asin puyuh milik Siti, dibuat dengan bahan berbeda, itulah mengapa telur asin puyuh miliknya terasa masir, dengan asin, gurih yang ringan.

Perempuan berusia 55 tahun itu, menjelaskan bahan yang digunakanya adalah garam kasar, bawang putih dan cabai. Awalnya, telur puyuh dicuci hingga bersih yang kemudian ditiriskan hingga kering.

Seraya, menunggu telur puyuh kering, Siti biasanya membuat air rebusan garam kasar, dengan tambahan bawang putih dan cabai.

Dirasa telur puyuh telah kering, air rebusan garam kasar, bawang putih dan cabai tadi diangkat dari perapian, barulah telur puyuh itu dimasukkan kedalam air rebusan tersebut. Selanjutnya, telur puyuh akan direndam selama 7 hari.

“Untuk 1 Kilogram telur puyuh saya biasanya menghabiskan sebanyak 1 gelas full garam kasar,” tutur, Siti.

Siti, bercerita jika ia baru merintis, bahkan baru menjualnya dengan jumlah produksi yang tak banyak.

Saat perdana mengkomersilkan hasil tangan kreatifnya itu, Siti, hanya membuat sebanyak 2 hingga 3 kilogram telur asin puyuh saja.

Tapi siapa yang menyangka, telur asin puyuh produksi Siti, langsung diserbu masyarakat, khusunya dari tetangganya yang kepo akan kenikmatan telur asin puyuh.

Terlebih mereka menyantapnya seperti camilan kacang asin. Dihargai Rp8.000 dengan mendapat 12 biji telur asin puyuh. Terlebih Siti, juga menerima pesanan telur asin puyuh.

“Insyallah jika banyak yang minat kita akan menambah produksinya. Bahkan awalnya sudah ada yang ingin memesanya terlebih dahulu,” tandasnya

“Mungkin rasanya lebih ringan dan sedap untuk lidah dan juga lebih praktis dari telur asin bebek. Karena juga mudah dikelupas dan bisa langsung dilahap karena kecil, bisa jadi menu camilan,” Imbuh, Siti. (*) Pewarta : Anggara Cahya (MG-456) Editor :