Ruwatan, Ritual Adat yang Menyimpan Nilai Spiritual Mendalam
- IG: @kupugsc
Budaya, VIVA Banyuwangi –Tradisi ruwatan adalah salah satu upacara adat yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa, khususnya di daerah pedesaan. Ruwatan memiliki tujuan untuk membebaskan seseorang dari energi negatif atau "sengsara" yang diyakini dapat mengganggu hidup mereka.
Masyarakat yang mengikuti tradisi ini percaya bahwa dengan melakukan ruwatan, kesialan dan malapetaka dalam hidup mereka akan hilang, serta keberuntungan akan datang menggantikan. Upacara ini biasanya melibatkan ritual yang diadakan secara massal, namun juga bisa dilakukan secara pribadi, tergantung pada kemampuan individu yang ingin melaksanakannya.
Sejarah dan Makna Ruwatan
Ruwatan berasal dari kata "ruwat" dalam bahasa Jawa Kuno yang berarti mengatasi atau menghilangkan kesulitan atau gangguan dalam hidup seseorang. Secara historis, tradisi ini berakar dari ajaran kepercayaan pra-Islam yang berkembang dalam masyarakat Jawa.
Tujuan utamanya adalah untuk menghindari atau membebaskan diri dari kesialan yang diakibatkan oleh pengaruh negatif, baik itu yang disebabkan oleh karma atau kekuatan jahat lainnya. Dalam pelaksanaannya, tradisi ini seringkali melibatkan pertunjukan wayang kulit yang mengisahkan cerita Murwakala, yang menceritakan tentang pertarungan antara kebaikan dan keburukan.
Prosesi Ruwatan
Proses pelaksanaan ruwatan dimulai dengan pendaftaran peserta yang akan mengikuti upacara. Biasanya, peserta tidak dibatasi oleh usia, dari anak-anak hingga orang dewasa semua dapat mengikuti. Salah satu bagian dari prosesi ini adalah puasa yang dilakukan oleh dalang yang memimpin upacara, yang biasanya dilakukan selama beberapa hari sebelum pelaksanaan ruwatan.