Benteng dan Masjid Indrapuri: Saksi Bisu Perjuangan Islam di Aceh

Benteng dan Masjid Indrapuri: Saksi Bisu Perjuangan Islam
Sumber :
  • Cagarbudaya.kemdikbud.go.id.jpg

Budaya, VIVA BanyuwangiBangunan Cagar Budaya Benteng dan Masjid Indrapuri merupakan masjid peninggalan Kesultanan Aceh yang dibangun dengan material kayu. Luas masjid ini adalah 18,8 x 18,8 meter dan didukung oleh 36 tiang yang berdiri di atas umpak dari batu kali.

Menyingkap Keunikan Karapan Sapi: Tradisi Madura yang Mendunia

Dari jumlah tersebut, empat tiang berfungsi sebagai tiang utama (saka guru) yang menopang atap masjid. Masjid ini tidak dilengkapi dengan jendela dan pintu; sebagai gantinya, terdapat tembok yang tidak terhubung yang digunakan untuk akses keluar masuk.

Di halaman masjid, terdapat bak penampungan air hujan yang dimanfaatkan untuk berwudhu. Mihrab terletak di sisi barat, terbuat dari tembok setinggi pinggang orang dewasa, dan disampingnya terdapat undakan yang berfungsi sebagai mimbar.

Menggali Kearifan Lokal Jawa Timur: Tradisi yang Hidup dalam Seni Pertunjukan

Di sebelah utara masjid terdapat menara kecil bertingkat yang dilengkapi dengan kentongan.

Sejarah

Dahulu kala, lokasi Bangunan Cagar Budaya Benteng dan Masjid Indrapuri merupakan bagian dari Kerajaan Lamuri yang bercorak Hindu, diperkirakan berdiri pada abad ke-12.

Festival Kuwung Hadir Kembali di Desember 2024! Pro Kontra Lokasi Terbaru!

Kerajaan ini membangun berbagai bangunan, termasuk Candi Indrapuri. Islam mulai dikenal di Kerajaan Lamuri setelah kedatangan penyebar agama Islam bernama Abdullah Kan’an, atau Tengku Abdullah Lampeuneuen, dari Aceh Timur.

Halaman Selanjutnya
img_title