Poyo Harmony : Tabuh Perkusi untuk Selamatkan Anak Negeri

Poyo Harmony saat tampil di sebuah event
Sumber :
  • Istimewa/VIVA Banyuwangi

Riau, VIVA Banyuwangi Poyo Harmony adalah komunitas musik perkusi yang diprakarsai Syaipul Bahri, seorang pemuda kelahiran 30 Juli 1991 asal Desa Tanjung Batu, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri). 

Viral! Baru 3 Hari Trending No. 6 di YouTube, Ini Lirik Lagu Apa Artinya Aku

Komunitas tersebut tercipta, berangkat dari keprihatinan Syaipul kepada generasi muda di desa tetangga, yaitu Kampung Tanjung Sari Poyo, Kecamatan Kundur, Karimun, Kepri yang perlahan terpengaruh oleh hal-hal negatif, di antaranya balap liar. 

Pada tahun 2015, pria yang saat ini berdinas sebagai PNS di Kabupaten Meranti, Riau tersebut mulai mengajak para pemuda di sekitarnya untuk membuat grup musik yang sayangnya hanya disambut oleh segelintir orang.

Kemenangan Pertama di Music Bank: Twice Raih Kemenangan untuk 'Strategy' yang Membawa Harapan Baru bagi Once!

Syaipul Bahri (berpeci) saat menjalankan tugas sebagai PNS

Photo :
  • Istimewa/VIVA Banyuwangi
 

Namun demikian, hal tersebut tak mematahkan semangat Syaipul yang memang menyukai musik. Di tengah keterbatasan alat yang dimiliki, ia berinisiatif untuk menggunakan barang bekas atau rongsokan dalam menciptakan alunan musik. 

Jungkook BTS Kuasai Billboard Music Awards 2024! Raih Dua Trofi Meski Tak Hadir

"Alat musik yang dipakai seperti besi bekas, bambu bekas, ember cat bekas, drum bekas, dan galon pecah. Namun ada juga alat musik saron dan biola," ungkapnya kepada Banyuwangi.viva.co.id.

Inovasi dan keunikan Poyo Harmony pulalah yang mengantarkan pria yang akrab disapa Kang Ipul tersebut menyabet dua penghargaan dari Astra, di antaranya pada 2018 untuk kategori pendidikan. 

Serta penghargaan bidang lingkungan dari Astra yaitu sebagai Penerima SATU Indonesia Award 2021 tingkat Provinsi dengan tema "Penyelamat Generasi Milenial Lewat Musik Rongsokan”.

Selain itu, Poyo Harmony juga mendapatkan apresiasi di daerah asalnya dengan berhasil direkrut sebagai komunitas binaan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) di Tanjung Balai, Karimun. 

Selain itu, berkat kerjasama yang baik antar anggota, komunitas yang awalnya hanya berjumlah 15 orang, kini terus berkembang dan beranggotakan lebih dari 50 orang serta sering tampil di berbagai event besar. 

Syaipul berharap kisahnya mengajak para anak muda untuk bergeser ke hal-hal positif meski di tengah keterbatasan ekonomi dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat di daerah lain untuk melakukan hal serupa. 

"Yang terpenting terus menjaga semangat untuk terus berkarya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar," pesannya.