Menyelami Budaya Osing, Mengenal Tradisi Terbangan Khas Banyuwangi
- jumroini subhan
Banyuwangi – Di sebuah kampung di Bumi Blambangan Banyuwangi, ada sebuah tradisi arak-arakan yang biasanya dilakukan dalam pesta hajatan, dan terkadang juga dalam acara besar seperti maulidan dengan arak-arakan telor hias.
Tradisi arak-arakan ini melibatkan penggunaan alat musik yang dikenal oleh orang suku Osing sebagai "terbang". Istilah "terbang" merujuk pada alat musik rebana yang secara umum digunakan dalam percakapan sehari-hari masyarakat Osing Banyuwangi.
Di berbagai wilayah Banyuwangi, masyarakat suku Osing hidup sambil menjaga dan melestarikan seni budaya yang diperoleh dari leluhur mereka, termasuk di antaranya adalah terbangan khas Banyuwangi.
Misalnya, kita bisa melihat acara arak-arakan dalam sebuah pesta hajatan khitanan di sebuah kampung yang dihuni oleh suku Osing, seperti Desa Tampo, Kecamatan Cluring.
Acara itu melibatkan prosesi iring-iringan, dimana anak yang akan di khitan dinaikan kuda dan diarak keliling kampung sambil diiringi oleh musik terbang yang telah menjadi ciri khas suku Osing, yaitu terbangan.