Pesona Budaya Bener Meriah, Warisan Leluhur yang Mendunia

Warisan Leluhur yang Mendunia
Sumber :
  • Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bener Meriah

Budaya, VIVA Banyuwangi –"Bener Meriah bukan hanya tentang kopi, tapi juga tentang kekayaan budaya yang tak ternilai," ujar Abdullah, seorang tokoh adat setempat.

Tradisi, Tari, Budaya, dan Ritual Unik di Aceh Utara

Terletak di jantung Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Bener Meriah menyimpan pesona budaya yang tak kalah menarik dengan keindahan alamnya.

Warisan leluhur yang terjaga dengan baik ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati keunikan tradisi Aceh.

Tarian Tradisional yang Memukau

Mengungkap Keindahan dan Makna Pakaian Adat Aceh Timur

Salah satu warisan budaya yang paling menonjol di Bener Meriah adalah tarian tradisionalnya.

Tari Guel, misalnya, bukan sekadar gerakan indah, tetapi juga simbol identitas masyarakat Gayo.

Dari Tari Mistis Hingga Ritual Unik yang Memikat Dunia

Setiap gerakan dalam tarian ini memiliki makna mendalam, mencerminkan sikap hormat dan kerukunan masyarakat setempat.

"Tari Guel adalah cerminan jiwa kami. Setiap gerakannya menceritakan sejarah dan nilai-nilai yang kami junjung tinggi," jelas Mariani, seorang penari senior di Bener Meriah.

Selain Tari Guel, ada pula Tari Bines yang biasanya dibawakan oleh para wanita.

Tarian ini sarat dengan nilai-nilai keanggunan dan kelembutan, sekaligus menunjukkan kekuatan karakter wanita Gayo.

Ritual Unik yang Memperkaya Budaya

Bener Meriah juga kaya akan ritual unik yang masih dilestarikan hingga kini.

Adalah upacara Turun Mani, sebuah ritual menyambut kelahiran bayi yang melambangkan harapan dan doa bagi sang anak.

"Ritual Turun Mani adalah bentuk syukur kami atas karunia kehidupan baru. Ini juga cara kami memperkenalkan anak pada alam dan leluhur," ungkap Nenek Aminah, seorang tetua adat.

Ritual lain yang tak kalah menarik adalah Kenduri Sko, sebuah upacara adat yang dilakukan setelah panen raya.

Ritual ini bukan hanya ungkapan syukur, tetapi juga momen untuk mempererat tali persaudaraan antar warga.

Tradisi Lisan yang Mendunia

Didong, sebuah seni tutur yang memadukan unsur musik, tari, dan sastra, menjadi kebanggaan masyarakat Bener Meriah.

Seni ini bahkan telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2019.

"Didong bukan sekadar hiburan. Ia adalah media kami untuk menyampaikan pesan moral, kritik sosial, dan melestarikan nilai-nilai luhur," terang Bapak Mahmud, seorang seniman Didong.

Kuliner Khas yang Menggugah Selera

Tak lengkap rasanya membahas budaya tanpa menyentuh aspek kuliner. Bener Meriah memiliki beragam hidangan khas yang menggugah selera, seperti Masam Jing, Pengat Gayo, dan tentunya, kopi Gayo yang mendunia.

"Setiap hidangan kami punya cerita. Masam Jing, misalnya, bukan hanya enak, tapi juga melambangkan kebersamaan dan gotong royong," jelas Fatimah, seorang ahli kuliner lokal.

Pelestarian Budaya di Era Modern

Di tengah arus modernisasi, Bener Meriah terus berupaya melestarikan kekayaan budayanya.

Festival Panen Raya Kopi Gayo yang diadakan setiap tahun bukan hanya ajang promosi kopi, tetapi juga momentum untuk memperkenalkan budaya Gayo ke panggung nasional dan internasional.

"Kami ingin generasi muda tetap bangga dengan warisan leluhur. Karena itu, kami terus mengadakan berbagai festival dan pelatihan budaya," ujar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bener Meriah.

Dengan kekayaan budaya yang dimiliki, tidak mengherankan jika Bener Meriah kini menjadi destinasi wisata budaya yang menarik di Aceh.

Keunikan tradisi, keindahan tarian, dan keramahan masyarakatnya menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.

"Budaya adalah nafas kehidupan kami. Melestarikannya bukan sekadar kewajiban, tapi juga bentuk cinta pada tanah leluhur."