Nias, Surga Kuliner Tersembunyi: Warisan Lezat yang Tak Lekang oleh Waktu
- inside pontianak
Kuliner, VIVA Banyuwangi –Kabupaten Nias di Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya yang tercermin dalam kuliner tradisionalnya. Makanan, jajanan, kudapan, camilan, hingga minuman tradisional dari daerah ini menyimpan cerita dan rasa otentik yang mampu menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Di tengah arus modernisasi, kuliner khas Nias berhasil mempertahankan eksistensinya.
Sebagai contoh, makanan tradisional seperti harinake atau gulai babi khas Nias menjadi sajian istimewa dalam berbagai acara adat. “Rasa rempah yang kuat membuat harinake berbeda dari masakan serupa di daerah lain,” ujar Indra Gea, seorang koki asal Nias. Hidangan ini biasanya diolah dengan bumbu rempah pilihan seperti lengkuas, serai, dan cabai merah, memberikan cita rasa yang menggugah selera.
Jajanan Tradisional yang Menggoda
Tidak hanya makanan berat, Nias juga memiliki jajanan tradisional seperti kacang balu. Jajanan ini terbuat dari kacang tanah yang digoreng dengan lapisan gula merah, menghasilkan rasa manis dan gurih yang khas. Meski sederhana, kacang balu tetap menjadi oleh-oleh favorit para wisatawan yang berkunjung ke Nias.
Selain itu, ada juga kudapan unik bernama lele he, sejenis keripik pisang yang diproses dengan teknik penggorengan khusus agar renyah sempurna. “Tekstur renyah dan rasa manis alami dari pisang membuat lele he tak pernah sepi peminat,” kata Sarah, seorang penjual kudapan khas Nias di Pasar Gunungsitoli.
Minuman Tradisional Berkhasiat
Minuman khas Nias juga tak kalah menarik. Salah satunya adalah tuak nias, minuman fermentasi dari nira aren. Meski memiliki kadar alkohol, minuman ini kerap digunakan dalam acara adat untuk melambangkan persatuan dan keberanian. Proses pembuatannya yang alami mencerminkan kearifan lokal masyarakat Nias.